Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mendukung Aksi Benar dan Baik PSSI, Demi Prestasi!

10 Mei 2020   06:15 Diperbarui: 10 Mei 2020   06:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Niat benar dan baik, aksi benar dan baik bila dilakukan di waktu dan tempat yang benar, pasti akan berdaya guna bagi diri sendiri dan pihak lain (organisasi/negara). 

Menyesalkan sikap tak nasionalis

Sungguh, secara pribadi, hingga saat ini, saya menyesalkan tindakan Ratu Tisha yang mengundurkan diri dari kursi Sekjen PSSI. Mengapa saya sesalkan? 

Banyak program PSSI, yang sudah sangat dikuasai Tisha, lalu selama ini komunikasi terhadap program-program tersebut juga Tisha yang menguasai, maka ketika Tisha lingsir tanpa persiapan estafet tanggungjawab, penugasan, dan pemahaman akan program-program dan komunikasnya yang matang, jelas membikin PSSI pincang. 

Barangkali, maksud benar dan baik Ketua Umum PSSI agar Sekjen bertugas dan bertanggungjawab sesuai koridor, tidak melancong ke sana-ke mari yang melebihi wewenangnya, bukanlah dengan maksud agar Tisha mundur dari jabatan Sekjen, namun lebih kepada membangun kinerja yang benar sesuai tugas dan jabatannya. 

Namun, sayang mundurnya Tisha di waktu dan tempat yang tidak benar, seperti disengaja dengan tujuan/maksud yang tidak benar dan tidak baik. Sangat tidak nasionalis.

Sebab, bagaimana pun, Tisha pasti sudah mengukur, bila jabatan Sekjen ia lepas, pasti PSSI akan pincang. 

Sementara, sejak Tisha menjabat Sekjen sekaligus juga bak Ketua Umum, karena sepanjang Tisha menjadi Sekjen, Ketua Umum PSSI juga "tidak ada", maka Tisha pun menjelma menjadi Sekjen sekaligus Ketua Umum, sebelum hadir Ketua Umum baru.

Tisha yang "mengantongi" semua program dan komunikasi dengan "pihak lain" terutama FIFA, ternyata memang tidak legowo, tidak berbesar hati, pun tak rendah hati, saat "di arahkan" untuk bertindak sesuai koridor, hasilnya, 

Tisha "kabur" dengan meninggalkan persoalan besar di PSSI yang tidak mudah untuk diurus dan dilanjutkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sejken sekarang maupun Sekjen baru nanti.

Intinya, Ratu Tisha mundur dari PSSI memang dengan maksud "tertentu" bukan demi sepak bola nasional maju dan berprestasi. Seperti sudah saya tulis di artikel-artikel sebelumnya, di mata saya, sebagai Sekjen PSSI, Tisha sangat mumpuni dan profesional di bidangnya, masalahnya hanya pada kinerja yang melebihi wewenangnya dan itu membikin suasana kerja organisasi  berjalan tidak normal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun