Di mana peta keberhasilan pendidikan Indonesia bila hanya sekadar mengukur dari Programme for International Student Assessment (PISA).Â
Berapa karya dan hasil inovasi anak bangsa terkait pendidikan? Dan masih banyak pertanyaan lain, yang minimal di ukur dengan keteladanan Ki Hajar Dewantara, sesuai filosofinya, yaitu  "Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani" yang artinya "Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan".Â
Semua adalah pemimpinÂ
Bila selama ini, filosofi Ki Hajar selalu dikonotasikan dengan guru dalam arti sebenarnya, maka sekarang coba kita analogikan bahwa semua masyarakat Indonesia adalah pemimpin.Â
Sesuai KBBI, pemimpin adalah orang yang memimpin. Siapa saja pemimpin itu? Mulai dari diri sendiri, yang memimpin dirinya. Pemimpin rumah tangga, RT, RW, kelompok, paguyuban, organisasi, perkumpulan, instansi, institusi, partai, parlemen, hingga pemerintahan.Â
Nah, sekarang kita terapkan makna Ing ngarso sung tulodo, maknanya menjadi siapapun yang menjadi "pemimpin", harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya. Ing madyo mangun karso, Â siapa pun pemimpin yang berada di tengah masyarakat, terjun langsung mengabdi kepada rakyat, dapat membangkitkan semangat terhadap semua rakyat Tut wuri handayani, memiliki makna saat seorang pemimpin sudah meneladani, membimbing, maka dia juga wajib selalu memberikan dorongan, semangat, motivasi.Â
Menjawab pertanyaan, apa prestasi pendidikan di Indonesia bila hanya dikaitkan dengan filosofi Ki Hajar saja, masih sangat sulit, meski secara terukur, hasil pendidikan selama 61 tahun sudah banyak ditorehkan oleh segenap putra dan putri bangsa ini.Â
Namun, bagaimana bila prestasi itu dikaitkan dengan pemimpin dalam arti sebenarnya di negeri ini, selama ini, hingga pemimpin-pemimpin yang kini  duduk di parlemen dan pemerintahan RI?Â
Rasanya, bila Ki Hajar masih ada di dunia ini, masih hidup, tentu akan sedih. Sebab, rasanya sulit sekali filosofinya di aplikasikan oleh para pemimpin di negeri ini, terutama pemimpin di parlemen dan pemerintahan.Â
Salah satu faktanya teraktual, dalam kondisi dunia terkena pandemi corona, dalam upaya pencegahan, antisipasi, dan penanganan Covid 19 (PAPC19), ternyata filosofi "Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani", sangat sulit terwujud.Â
Pasalnya, "pemimpin" pun, belum dapat menjadi teladan, meski sudah mampu memberikan bimbingan dan dorongan. Namun, untuk apa artinya bimbingan dan dorongan, bila pemimpin sendiri tak memberikan contoh yang benar sesuai bimbingan dan dorongannya?Â