Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Syauqi, Rezza, Aldi, dan Budi, Kandidat Sekjen dan Deputi PSSI Baru

21 April 2020   14:33 Diperbarui: 21 April 2020   14:33 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, untuk Deputi Sekjen 1, yang nantinya akan mengurusi timmas berbagai kelompok usia, pembinaan usia dini, termasuk hak siar broadcasting, web, dan pengembangan inovasi sepakbola, ini layak diemban oleh Rezza, sesuai dengan sepak terjangnya selama ini.

Untuk Deputi sekjen 2, nampaknya cocok untuk posisi Budi, yang sudah ada jam terbang menjadi Deputi Sekjen sebelumnya, pun pengalaman lain di luar PSSI yang selama ini sangat mendukung profesionalisme tugas-tugas Deputi 2.

Sementara Direktur Keuangan dan Bisnis nantinya akan mengurusi alur keuangan PSSI  yang tugasnya akan terkonsentrasi menjabat sebagai  Direktur Keuangan dan Bisnis PSSI, mengurusi alur keuangan PSSI yang saat ini masih belum benar, mampu membawa iklim investasi yang bagus untuk PSSI ke depan dan dekat dengan para pengusaha, maka kursi ini cocok untuk Aldi sesuai pengalaman dan pekerjaannya selama ini. 

Selebihnya, publik sepak bola nasional nantinya juga akan dapat turut menilai dan memberi masukan, apakah memang empat calon ini benar-benar cocok? Sebab, jejak digital mereka juga sangat mudah dilacak.

Masukan publik, politis, dan wibawa Ketum

Meski kini, PSSI telah memiliki empat kandidat yang sementara memiliki nilai tertinggi tersebut, PSSI juga masih ingin memastikan bahwa mereka memilih kandidat sesuai profesionalisme dan kebutuhan secara tepat. Tidak salah pilih. 

Karenanya, meski pemilihan calon ini menjadi wewenang Ketum PSSI dan jajarannya, Ketum tidak main-main memilih calon. Sepertinya, cara pemilihan ini mengingatkan pada pola pemilihan menteri dan jajarannya dalam Kabinet Presiden Jokowi.

Bila empat calon kandidat tersebut pada akhirnya ada yang tetap tidak bersedia bergabung dengan PSSI, atau sebaliknya malah kalah nilai dengan kandidat lain, maka kandidat terbaiklah yang akan tetap dipilih. 

Meski kini nilai tertinggi dipegang oleh empat kandidat tersebut, PSSI juga memiliki calon kandidat lain, meski tetap berharap empat sosok muda ini yang bergabung.

Memang ada harapan publik bahwa PSSI yang selama ini menjadi "sarang" individu/kelompok menjadi sekadar kendaraan untuk tujuan politiknya, tidak lagi dihuni oleh pengurus/pejabat yang memiliki latar belakang partai politik. Tanpa ada bicara partai politik saja, selama ini PSSI sudah identik penuh dengan intrik dan politik, pengurus selalu berbenturan, hingga nir prestasi.

Namun, seandaianya Ketum PSSI memiliki kapasitas yang memadai sebagi Ketum, berwibawa, dan berkharisma, maka tentu akan mudah mengendalikan biduk organisasi PSSI hanya satu arah visi-misi dan tujuan. Siapa saja yang tidak satu visi-misi dan tujuan, jangan dibiarkan lama duduk di dalam, segera setop atau berhentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun