Bukan untuk pretasi ketua, wakil, sekjen, deputi, Exco dan lainnya, atau juga untuk partai-partai politik dan para cukong yang numpang andil menaiki gerbong PSSI sebagai kendaraan politik.
Bila saat lowongnya jabatan Sekjen di kepemimpan Edy dipakai cara membuat lowongan terbuka untuk merekrut calon Sekjen dan ujungnya publik juga kecewa karena hal itu diketahui sebagai intrik dan taktik semata, di bawah kepemimpinan Iriawan, dijamin terpilihnya Sekjen dan Deputi Sekjen baru, benar-benar atas dasar profesionalisme dan kebutuhan, tanpa embel-embel kolusi dan nepotisme alias tak ada settingan.
Kendati dipastikan PSSI tidak membuka lowongan pendaftaran calon Sekjen baru PSSI, siapa menyangka, ternyata antusias masyarakat yang mencoba peruntungan untuk duduk di kursi Sekjen baru benar-benar di luar ekspetasi, terutama bagi PSSI sediri. Sebab, cara memilih Sekjen baru sekarang benar-benar dengan program "penunjukkan" dan bukan lamaran hingga settingan.
Bahkan melalui "ruang dalam" PSSI, saya sudah menerima salinan 11 calon Sekjen yang dihubungi oleh PSSI. Namun, di luar calon tersebut, ternyata hingga Senin, (20/4/2020) sudah masuk 46 berkas calon pelamar Sekjen baru dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dari berkas yang ada, 46 pelamar ini, juga terdiri dari berbagai profesi dan bidang keahlian.
Setelah diverifikasi dan diidentifikasi, ternyata 46 calon pelamar tersebut belum ada yang masuk kriteria sesuai 11 calon pilihan yang ditunjuk oleh PSSI. Dari 11 calon yang ditunjuk, kini tersisa empat nama, yaitu: Syauqi, Rezza, Aldi, dan Budi.
Kelayakan empat calon
Empat nama yang kini sangat digadang-gadang mau duduk di kursi Sekjen dan Deputi, ternyata minatnya tidak seantusias 46 calon pelamar lain.Â
Ada yang masih ragu menerima tawaran PSSI karena memahami selama ini di dalam tubuh PSSI selalu terjadi intrik dan politik. Ada yang masih berpikir konsentrasi saja pada pekerjaannya sekarang, dan juga masih prioritas pada bidang organisasi/politiknya yang sedang diemban. Padahal, sesuai penilaian PSSI, mereka adalah calon terkuat.
Saya sendiri memahami sepak terjang keempatnya selama ini, memang dapat diandalkan bila mereka didukukkan di posisi yang diharapkan PSSI. Sebab yang berkepentingan dalam hal ini PSSI, maka memang keputusannya adalah PSSI sendiri yang wajib bijak menentukan dan tidak salah pilih.
Dari keempatnya telah diidentifikasi bahwa di antara mereka benar-benar memiliki pengalaman untuk didukukkan sebagai Sekjen dan Deputi karena apa?Â
Semisal berani menyebut dan membenarkan bahwa Syauqi akan mampu mengurusi hal hal administratif, penataan liga Indonesia, klub klub, status transfer di liga amatir dan liga 1, serta dapat  menanta infrastruktur di klub dan syarat dan regulasi FIFA, terutama karean pengalaman pada saat mengelola Badan liga amatir sangat bagus, bila duduk sebagai Sekjen.