Maka, hidup dari utang memang sudah dicontohkan oleh para pemimpin bangsa kita. Tiga serangkai antara cukong, partai politik, dan pemerintah adalah aktor utama pemain peran yang dapat mengatur kehidupan mewah berdasarkan kesepakatan di antara mereka dengan "modal" gaya hidup mewah yang lebih dari cukup tetapi semua di dapat dengan cara "menelikung".Â
Namun, rakyat biasa maupun jelata, adalah aktor-aktor kehidupan yang senantiasa mencoba  mengikuti gaya kehidupan mewah dengan cara memaksakan diri dengan jalan utang.Â
Mirisnya, keputusan berutang kini menjadi sangat instan, tidak berpikir panjang, Â tidak ada pertimbangan yang masak. Asal utang sana-sini lalu akhirnya tertimbun beban yang telanjur menumpuk liar demi untuk memenuhi gaya hidup.Â
Berapa banyak rakyat kita yang hingga kini terjerat utang kartu kredit, pinjaman online, kredit motor, kredit mobil, kredit perkakas elektronik, hingga pinjaman kepada rentenir dan memaksakan diri mengkredit rumah?Â
Tidak ada ilmu ekonomi lagi yang dipakai. Besar pasak dari pada tiang sudah menjadi kelaziman di tengah rakyat kita. Biar dibilang mapan, bergaya keren, namun semua berdiri di atas kepalsuan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H