Untuk itu, kepada PSSI dan pihak swasta, tolong perhatikan penugasan wasit dan penuhi standarnya.Â
Bukan mustahil, mafia perwasitan di sepak bola akar rumput malah tumbuh lebih subur, namun belum pernah diungkap.Â
Wahai operator IJSL, IJL, Liga Kompas, Liga TopSkor, dan operator lain, dapat mulai diperhatikan, bila bertanding SSB mana ketemu SSB mana, cek wasit berasal dari daerah mana juga.Â
Jadi untuk penugasan wasit, selain dilihat dari kualifikasi dan standar wasitnya, juga jangan sampai seorang wasit asal daerah A, memimpin laga antara tim A melawan tim B. Barangkali yang model ini, belum detil duperhatikan oleh operator kompetisi swasta.Â
Ingat, kompetisi yang berujung ada degradasi atau ada prestasi juaranya, tetap saja menjadikan semua peserta mengincar kemenangan demi selamat dari kekalahan hingga degradasi. Bukan mustahil bukan, wasitlah jalan keluarnya.Â
Coba sejak sekarang, kita berikan perhatian lebih pada wasit yang memimpin laga di sepak bola akar rumput.Â
Bila selama ini ada wasit yang sudah dihukum tak boleh lagi memimpin laga atas kesalahannya, maka oprator juga dapat menerapkan hukuman sin-bin kepada wasit. Tarik wasit dari laga. Ganti dengan wasit lain, hukum wasit di pinggir lapangan, agar sisa laga tidak terus merugikan salah satu tim.Â
Jangan bicara juga wasitnya asal Asprov/Askab/Askot mana, asal PSSI saja masih bikin suporter rusuh, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H