Biarkan puisi dan cerpen yang ada dalam buku ini merasuki jiwamu dalam pembacaanmu. Akan kau temukan makna yang membekas dalam dirimu bahwa Stebby Julionatan punya kekuatan dalam karya tulis kreatifnya yang betul-betul kreatif. Ia tulis hal biasa yang mudah ditemui dalam keseharian hidup sehari-hari dengan cara yang tidak biasa, berbagai cara.
Yonathan Rahardjo, penulis Novel “Lanang”, “Taman Api” dan Kumcer “13 Perempuan”, pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006.
Kumpulan cerpen ini berisi penggalan-penggalan cerita yang mungkin terjadi pada kita sehari-hari. Namun tiap cerita memiliki daya tarik dan kedalaman tersendiri. Paduan emosi yang skizofrenik di tiap cerita membuat kumpulan cerpen ini menjadi sebuah untaian harmoni yang menghanyutkan.
Calvin Michel Sidjaja, penulis novel Juktaposisi, Pemenang 3 Sayembara Novel DKJ 2006
Kiranya, beginilah cerpen yang berbalut tradisi dongeng dan wacana modernitas.
Indra Tjahyadi, penyair, dosen Filsafat dan Semiotika di Universitas Panca Marga Probolinggo.
Pelajaran terbaik untuk menjadi seorang penulis adalah: Menulis. Apapun bentuknya, ibarat pisau yang sering diasah, ketajamannya akan semakin mengerikan. Stebby sudah melakukan step itu dengan baik. Di usia mudanya, ia telah memanfaatkan indera fantas-nya dengan berbagai tulisan dalam buku ini. Pelajaran berikutnya yang harus dipelajari adalah teknik membuat sentakan, di awal untuk memancing pembaca melanjutkan, dan di akhir, untuk membuat pembaca terkejut. Dan seorang penulis memang haruslah seorang pembaca yang baik, dengan begitu kekayaan kata, fantasi dan ide semakin luas. Semangaat!!
Wina Bojonegoro, penulis buku The Souls: Winter Sonatna.
Tema cinta yang ditelusuri Stebby menarik untuk disimak. Buku ini layak menjadi koleksi pribadi anda.”
Epri Tsaqib, penyair, tinggal di Jakarta.
Dari 13 kisah yang ada dalam kumpulan ini, saya sepakat dengan apa yang disampaikan Stebby Julionatan dalam cerpen TAPI AKU MASIH SUKA HUJAN MESKI KINI IA DATANG TERLAMBAT. Terlepas dari segala isinya, saya merasa, layaknya seperti itulah hidup: “Tak masalah meskipun cuma hujan gerimis asalkan lumintu, daripada hujan deras tapi turunnya hanya sekali setahun.” Kalau hal ini dikaitkan dengan pemuda, dengan semangat kepemudaan, selayaknya seperti itulah pemuda. Tak mudah patah arang dan selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
Saya bangga dengan apa yang ditunjukkan oleh Stebby Julionatan. Lewat kumpulan cerpen terbarunya, pemuda ini kembali menunjukkan konsistensi dan keseriusannya untuk terjun ke dunia menulis Tanah Air.
HM. Buchori, SH. M.Si., Walikota Probolinggo
Stebby Julionatan, penulis muda berbakat yang mampu menembus asa. Ia hadirkan perjalanan cinta, perjuangan hidup dan pengkhianatan serta pergolakan batin anak manusia dalam kumpulan kisahnya. Kemampuannya mengupas sisi kehidupan laki-laki yang rapuh dan penuh kegalauan ketika berhadapan dengan mahkluk yang bernama perempuan tersirat pada beberapa episode tulisannya. Untaian kata dalam bahasan cinta, ia rangkai apik secara terbuka, vulgar, namun tetap penuh makna.
Endang Sulistyowati, peraih Kalpataru 2010 untuk kategori Pembina Lingkungan
Sentuhan cerita cinta sepertinya menjadi topik bahasan yang gak ada matinya dalam Kumpulan 13 Kisah, karya terbaru Stebby Julionatan. Bercerita tentang kejadian-kejadian sederhana yang bisa dialami oleh siapa saja di muka bumi ini, kapan pun… bahkan terkadang secara tidak sadar, kita pernah menjadi pemain di dalamnya.
Tidak akan sulit memahami setiap pesan dan makna yang tersirat dalam setiap cerita, sebab Stebby menempatkan pertanyaan-pertanyaan sebagai guide yang membuat pembaca seperti melihat langsung kejadian tersebut. Istilah ngetrendnya, in 3D MODE: ON!
Vranajaya Adhe, Ketua Umum Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO).
Bagus! Percikan ekspresi nongol begitu saja dari sebuah konteks. Bisa apapun, sangat subjektif, cenderung karena karepa dibik!
Wawan E. Kuswandoro, praktisi pendidikan, mantan Ketua Dewan Pendidikan Kota Probolinggo, dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Brawijaya Malang.
Stebby berhasil membawa kita ke kebun bunga. Penuh warna. Inilah 13 kisah yang kaya metafora. Bacalah!
M. Said Hudaini Kadmi, wartawan, penulis, sedang menyelesaikan studi pasca sarjananya di Jogjakarta.
Dari berlembar-lembar cerita yang ada di dalam buku ini, yang paling saya suka adalah “Tapi Aku Masih Suka Hujan…” Hujan yg bermakna musim basah-basahan, disentil lain pada tulisan ini. Kereenn!!! Bukan lantas cerpen yg lain tidak saya sukai, tapi dari judul dan isi, “TapiAku Masih Suka Hujan…”, jelas beda.
Agus Salim, owner Biru Deun, kaos khas Kota Probolinggo
Membaca setiap cerita di buku ini seolah membuka kesadaran saya, bahwa aksara itu memiliki keajaiban di setiap jengkalnya. Dan Stebby berhasil memilinnya dalam rangkaian yang padat, mudah dicerna serta meninggalkan kesan magis pada setiap kata-kata. Membaca buku ini saya diajak untuk memperhatikan betapa sederhananya cinta dalam cerita “Cukup Sepanjang Suroyo Saja, Bersamamu” atau turut merasakan betapa geramnya perasaan si perempuan dalam “Lebih Baik Kau Tulis Surat Cinta untuk Buku-Bukumu Itu”. Klimaksnya, pada cerita “Barang yang Sudah Dibeli Tidak Dapat Dijual Kembali”, saya merasa ingin memberinya penghargaan sekaligus menaruh simpati pada si tokoh perempuan yang menemukan cara terbaik untuk melawan atas cintanya yang tergadaikan.
Rifqi Riva Amalia, wartawan Radar Bromo (Jawa Pos Group).
Pemilihan dan perangkaian kata-kata dalam buku ini benar-benar menunjukkan kelas penulisnya sebagai orang yang pernah menyabet penghargaan Penulis Muda Berbakat beberapa tahun lalu. Kata-kata unik, majas, dan tata penulisan yang kadang tidak mengikuti kaidah baku Bahasa Indonesia namun tetap memancing imajinasi, memaksa benak kita untuk menggambarkan situasi yang ingin dipaparkan penulis. Satu hal lagi, penulis yang satu ini tak pernah membuat kisah kosong, apalagi kisah kacang layaknya sinetron Kacang yang Tertukar. Setiap hurufnya sarat pesan moral, benar-benar merefleksikan seorang Stebby Julionatan dan tanggapannya tentang kehidupan masa kini.
Jaka Mahendra, sahabat, Kang Kota Probolinggo 2009, Ketua Paguyuban Kang dan Yuk Kota probolinggo, pemilik Kaendra Tours n Travel.
Tidak berlebihan jika saya mengatakan cerita-cerita dalam kumpulan kisah ini adalah cerita-cerita yang cerdas. Ibarat sebuah masakan, kumpulan kisah ini adalah rica-rica. Hampir semua bumbu ada. Saya terbawa pada banyak rasa. Selain itu, diksi-diksi yang digunakan benar-benar bijaksana. Tepat guna. Tidak hanya sebagai pemanis bahasa saja. Dan yang paling penting, kumcer ini bukan sekadar hiburan semata!
Argha Premana, sahabat, penulis, tinggal di Semarang
Membaca cerpen Stebby Julionatan serasa membawaku ke alam imajinasi yang nyata. Untaian kalimat yang mudah dipahami membawaku larut ke dalam ruang yang belum pernah aku temukan.
Filesky, sahabat, violin player, tinggal di Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H