Dua hari berselang, Fajar memberi jawaban. "Surya, anak 30, teman sekelas. Pastilah gw kenal," jawab Fajar.
Sambil kejar deadline, saya chatt dengan Fajar. Tak lama berselang Rai Renaldi juga menjawab pesan saya: Bro...ente dimana sekarang?
Rai adalah ketua kelas kami di sekolah. Suaranya paling nyaring. Rajin olahraga basket. Enerjik. Baik hati dan tidak sombong. Dia cucu dari dr Johannes Leimena, Menteri Kesehatan RI ke-3 (1955-1956).
Kami anak-anak kelas 1-7 pernah liburan di rumahnya, di Bali. Pagi bangun tidur disiapkan sarapan. Mobil plus driver chuus mengantar ke tempat wisata. Setiap hari, selama satu minggu di Bali.
Saat kuliah, Rai sering mampir ke kosan. Kami tidak satu kampus. Rai kuliah di Universitas Pancasila. Saya mengambil jurnalistik di IISIP, Lenteng Agung. Jaraknya berdekatan. Kebetulan, saya satu kos dengan teman-teman Rai.
Keseruan, kegilaan yang pernah kami lakukan bersama, tentu menjadi kenangan menyenangkan. Andai doraemon bukan cerita fiktif, tentu saya meminta bantuannya untuk dikembalikan ke masa remaja. Seperti lagu Koes Plus. Masa remaja, masa yang paling indah.
"Ntar gw masukin WAG's Grast 30 ya, adminnya Novian," kata Rai.
Grast 30 singkatan dari Gerakan Anak Satu Tujuh. Total 25 anggota. Belum semua teman sekelas terjangkau. Tapi sudah lebih dari 50 persen. Admin grup ada 4 orang. Lidya Marvira, Moh. Iwan, Novian dan Novi.
"Nama itu dibuat waktu kita masih sekolah. Tapi, WAG's dibuat 10 September 2015," kata Mutia Susanti, idola saya ketika SMA.
Ternyata Grast 30 sudah beberapa kali reuni. Di tengah kesibukan masing-masing, mereka masih menyisihkan waktu untuk silaturahim. Sungguh, luar biasa.
"Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahteraha buat kita semua. Salam sehat. Saya Suryansyah, pasti ada yg inget dan tidak. Terima kasih dimasukkan di grup ini ketika kita memasuki usia senja. Semoga grup ini bisa mengikat tali silaturahim sesama kita," saya mengawali percakapan di Grast 30.