NOVEMBER kelabu. Buat saya. Pikiran dan jantung berseteru. Kencang berpacu. Sekencang 'jet darat' Formula 1 (F1) menderu.
Beruntung, Desember semua berlalu. Hati terasa plong. Tak lagi dag-dig-dug. Tidak lagi campur aduk. "Bunda, ayo kita berdoa supaya papa kalah," pinta Zahra, putri kedua saya mengajak Bunda-nya.
Doa negatif?
Tergantung. Dari sudut kita memandang. Tentu doa anak saya untuk kebaikan. Saya pun mengamini. Kami sekeluarga punya 4 suara. Tidak satu pun diberikan untuk saya. Kenapa?
"Urus keluarga masih ribet, apalagi urus warga," cetus istri saya mengingatkan.
"Anak baru lahir sehari saja sudah ditinggal keluar kota 10 hari," protesnya.
Ini bukan Pilkada. Hanya Pilkaret. Pemilihan Ketua RT. Tapi, unik, menarik dan demokratis. Unik, karena tak ada yang bersedia mencalonkan diri. Berbeda dengan wilayah tetangga. Di Nilam, Permata Depok, warga menghindar jadi Ketua RT.
Menarik. Ada puluhan hadiah. Beragam bentuknya. Mulai dari perlengkapan rumah tangga hingga gopay terendah senilai Rp50 ribu.
Panitia bekerja maraton. Pagi, siang, malam. Menyusun konsep. Mendata warga yang punya hak pilih. Dari remaja hingga orang tua. Pemilihan dilalukan offline dan online. Ini kali pertama memanfaatkan teknologi. Terlepas dari plus-minus. Itu konsekuensi di tengah pandemi.
Demokratis. Pemilihan dilakukan tiga tahap. Tahap pertama, kepala keluarga memilih calon di sektor dan lintas sektor. Hasilnya disaring 10 besar. Kualifikasi kedua, dari 10 besar dipilih menjadi 4 besar. Juga oleh kepala keluarga. Itu November lalu.
Saya unggul di dua tahapan. Pertama kantongi 22 suara, kedua 33 suara. Saatnya deg-degan. Berharap terleminasi. Tapi tak bisa dihindari. Terperangkap dalam aturan. Suka atau tidak. Pasrah saja. Seperti yang saya tulis di Kompasiana tiga pekan lalu berjudul: Saya Bukan Pilihan.
Inilah demokrasi. Singkatnya: Keputusan dari warga untuk warga. Mengutamakan persamaan hak dan kewajiban. Pun perlakuan yang sama bagi semua. Seperti kata Abraham Lincoln. Demokrasi ialah pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Rukun Tetangga (RT) memang bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan. Pembentukannya melalui musyawarah warga setempat. Tapi tugasnya tidak gampang.
Ketika ada kejadian besar di suatu wilayah, Ketua RT berperan sebagai perwakilan masyarakat. Contoh, Ketua RT bisa diwawancarai oleh media massa (wartawan) untuk dimintai keterangan mengenai peristiwa tersebut. Â
Andai saya jadi RT, masa saya mewawancarai diri sendiri. Seperti jeruk makan jeruk.
Tiba saatnya Hari H pemilihan. Sabtu 18 Desember 2021. Empat balon RT termasuk saya deg-degan. Bukan berharap terpilih. Atau alih-alih menang secara aklamasi. Ini bukan kompetisi.
Pemilihan langsung, saya unggul 10 suara dari 88 pemilih. Seperti pembalap Mercedes, Lewis Hamilton. Herdi Qoharrudin di tempat kedua. Menyusul Adi Putranto dan Suprayitno di posisi ketiga dan keempat.
Sebungkus rokok habis terbakar. Mulut terasa pahit. Minum air es markisa pun jadi hambar. "Pak Herdi seperti Max Verstappen. Nanti akan menyalip saat penghitungan online," canda saya ketika dia memberikan saya segelas air es Markisa disambut riuh warga.
"Tapi saya bukan Verstappen," balas Herdi yang juga memiliki selera humor.
Pilkaret ini seperti balapan pamungkas F1 di Abu Dhabi, 12 Desember lalu. Lewis Hamilton sempat memimpin hingga 54 lap. Pembalap Red Bull Racing, Verstappen menempel di belakangnya.
Situasi makin menegangkan saat safety car diluncurkan pada lap ke-54. Satu lap tersisa, Verstappen berhasil menyalip Hamilton dan keluar sebagai pemenang. Hamilton pun menghormati lawannya.
Mirip dengan Pilkaret lingkungan kami. Herdi seperti Verstappen, pembalap Belanda. Unggul di lap terakhir (online) dengan meraup 84 suara dari 207 pemilih. Angka terbalik buat saya: 48. Adi Putranto 52 dan Suprayitno 23. Total Herdi meraup 109 suara. Unggul 23 suara dari urutan kedua.
Saya menghormati hasil akhir. Memang itu yang saya harap. Sebagai insan olahraga, saya menjunjung tinggi sportivitas. Fair Play. Pesan yang selalu saya sampaikan kepada atlet nasional.
Selamat untuk Herdi 'Verstappen'. Calon pemimpin lingkungan kami periode 2022-2025. Di hari yang cerah ini, izinkan saya berpatun:
Matahari terbit selamat pagi
Gerakkan langkah cari rezeki
Selamat ntuk Pak Herdi
Memimpin Warga Nilam yang guyub ini
