"Bang di sini nggak bisa. Mohon arahan," lanjut Jemmy dari ujung telepon genggam.
"Oke tenang Jemm. Saya akan kontak RS Bunda Margonda. Lanjut ke sana saja," saran saya.
Saya langsung menelepon humas rumah sakit. Jawabnya sama: "Maaf pak, IGD full untuk pasien covid. Saya juga lagi isoman," ujar Mawar, Humas RS Bunda Margonda.
Saya coba meyakinkan sebisa mungkin. Akhirnya Mawar bilang, pasiennya dimana?
Saya jawab: "Dalam perjalanan. Sekitar 10 menit akan sampai." Â
Tak lama berselang Jemmy telepon saya. "Bang IGD full. Teman abang kata dokter lagi isoman," terangnya.
"Abang sebaiknya bicara dengan dokter," Jemmy memberikan HP-nya ke dokter dan saya langsung bicara.
"Maaf Pak IGD full ada 22 pasien yang harus kami tangani," papar dokter kepada saya.
"Iya pak, maaf saya paham semua IGD full. Tapi saya mohon Mbah saya ditangani. Saya khawatir terjadi pendarahan dari kepalanya. Kondisi Mbh makin melemah," ujar saya.
"Baik pak, saya tangani, tapi tidak di ruang IGD," jawab dokter, entah siapa namanya.
Hati agak lega. Dokter mengecek kondisi Simbah di dalam mobil. Pertolongan pertama dilakukan. Menurut dokter kondisi Mbah bagus. Lukanya harus mendapat jahitan. Tapi harus sabar antre karena dokter melayani pasien di IGD kembali.