Saya terus mencoba mencari tahu. Besoknya saya WA Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Dr Sidik Mulyono. Tapi, beliau malah menelepon saya. Lebih dari 30 menit kami sharing informasi.
Saya sering diskusi dengan Dr Sidik. Dia sosok yang melayani, lebih pro aktif. Terbuka untuk siapa saja. Dr Sidik salah satu kepada dinas terbaik di Kota Depok. Dia banyak membantu saya dalam informasi penanganan dan bantuan korban Covid-19. Responnya sangat cepat.
Dr. Sidik kuliah S1 dan S2 di Faculty of Science and Technology Nihon University Tokyo, Jepang. Dia mendapat beasiswa BJ Habibie (Overseas Fellowship Program). Kemudian melanjutkan S3 di Faculy of Computer Science di UI Depok.
Dr Sidik tak ingin bahas soal zonasi merah. Dia lebih tertarik bicara edukasi Covid-19 kepada masyarakat. Menurutnya orang mengalami pemburukan  kondisi karena sugesti juga. Rasa parno yang berlebihan. Imunitas jadi anjlok.
Edukasi ke masyarakat perlu ditingkatkan. Dr Sidik mencontoh ketika dia mengantar vitamin ke teman istrinya yang positif. Tapi, orang tersebut tidak berani keluar karena takut menularkan. Pemahaman ini menurutnya harus diluruskan.
"Pandemi yang kita takutkan bukan masalah kematian karena menular. Terpenting bagaimana menyiapkan kematian kita," kata Dr Sidik.
Dikatakan kita harus memberikan contoh yang baik. Misalnya dengan rajin olahraga dan jaga makanan yang sehat.
Makanan diubah ludah dan ludah kita diubah jadi glukosa. Nah glukosa itulah yang disukai virus. Kurangi makanan berkarbohidrat, perbanyak olahraga.
Jadikan Isoman dalam rangka menikmati keindahan keluarga. Jangan parno atau merasa dikecilkan dari lingkungan. Bangunlah suasana yang enak di rumah. Tidak mengurung diri. Kesehatan metaboliknya harus diutamakan.
"Saya pernah dinyatakan Covid. Sakit kepala seperti ditusuk selama 3 hari. Karena saya sudah berinvestasi di awal, dengan metabolik yang bagus dan ketika ada virus, imun kita merespon dengan baik," dia bercerita.
PPKM Darurat tidak memberi solusi. Malah meningkatkan kesenjangan sosial. Kita harus ubah paradigma baru. Caranya: dengan mengedukasi soal virus kepada masyarakat.