Pertama, faktor kematian ayahnya. Khabib merasa terpukul. Ayahnya, Abdulmanap meninggal dunia karena komplikasi penyakit yang diakibatkan Covid-19 pada Juli 2020.
Khabib hebat karena ayahnya. Sejak kecil dia melatih Khabib. Bahkan bertarung dengan seekor beruang. Abdulmanap sosok yang hebat dalam mengorbitkan jagoan hebat.
Kedua, janji dengan ibu. Khabib memang garang di kandang. Tapi, pribadinya sangat lembut. Dia hormat pada ibunya. Setelah kematian sang ayah, ibunya meminta Khabib tidak bertarung lagi. Khabib pun menghormati permintaan ibunya. Dia tak ingin mengecewakan ibunya.
Dua faktor itu: ayah dan ibu- yang membuatnya rela pensiun. Dia tak tergiur uang yang berlimpah untuk menyenangkan kedua orangtuanya. Sebagai Muslim yang taat, petarung berusia 32 tahun ini masih bersujud kepada ibu yang melahirkannya. Dia takut dosa.
Sejak kecil Khabib sebenarnya mencintai sepakbola. Bahkan lebih dari olahraga seni beladiri campuran yang melambungkan namanya ke langit. Dia bercita-cita ingin mejadi pemain profesional.
Karena itu, meski pensiun, Khabib tak lepas dari olahraga. Dia beralih ke sepakbola. Khabib bahkan sempat digadang-gadang akan menjadi pemain sepak bola profesional. Suka dengan sepak bola, Khabib cukup 'ngelotok' terkait olahragasi kulit bundar.
Klub favoritnya Real Madrid, Anzhi Makhachkala, Liverpool, AC Milan. Tentu juga timnas negaranya. Dia juga pengagum Cristiano Ronaldo.
Tidak salah jika ia mengasah kemampuannya di lapangan sepak bola. Pada Kamis (3/6), The Eagle membagikan klip salah satu game terbarunya dengan 28 juta pengikut Instagram-nya.
Film ini menunjukkan Nurmagomedov menguliti lawan yang sedang terburu-buru sebelum memasukkan bola ke gawang yang kosong.
Dan penggemar lama Real Madrid merayakan gol tersebut dengan selebrasi khas legenda Brasil Ronaldo. Dia mengibaskan jarinya ke atas dan ke bawah saat dia berlari melewati kamera.
Petarung Dagestan itu memberi caption berbunyi: "Siapa yang mengingat Ronaldo tahun 2008, bertambah berat badan tetapi masih dengan daya tembak."