"Ke mana pun kita melangkah harus berbekal cinta," tuturnya berfilosofi sembari mengisap sebatang rokok.
Ketika saya tanya apakah ia akan melihat timnas sepakbola Rusia, Sergey tersentak sejenak.Â
Sejurus kemudian, ia berucap: "Darah tubuh saya tetap Rusia. Tapi, kecintaan itu tak harus saya wujudkan dengan hadir di antara mereka. Saya punya keterbatasan sebagai manusia biasa, karenanya saya cukup mengikuti perkembangannya lewat berita di media cetak atau televisi."
Perjalanan mencari cinta juga saya temukan pada diri Natalia Mokrysowa di Wina, Austria. Fisiknya sangat menarik dan cantik. Kulitnya bersih tidak seperti kebanyakan orang Eropa yang bintik-bintik.
Gadis Slovakia berusia 18 tahun ini lebih pas menjadi seorang model. Tapi, dia tertawa ketika saya bilang begitu. Dia lebih memilih pekerjaan lain. Karena itu, Natalia memberanikan diri terbang ke Dubai seorang diri.
Ia memenuhi undangan temannya yang menjanjikan pekerjaan selama 1 bulan di negeri kaya minyak itu. "Tapi, saya belum tahu kerja apa," ucap cewek berambut hitam ini.
Gadis seusianya sejatinya bersahabat dengan buku. Apalagi Natalia mengaku masih sekolah. Tapi, karena kebutuhan keluarga, ia pun ikut banting tulang mencari rezeki.
Menurut pengakuannya, ini bukan kali pertama. Sebelumnya, ia juga kerja part timer ke Cina, Italia, dan Malaysia saat libur sekolah. Entah, sebagai apa.Â
Saya tak ingin meraba-raba lebih dalam soal pekerjaannya. Hanya hanya merasakan kebahagiaan dari  pancaran matanya.  Cinta butuh pengorbanan dan ketulusan. Puncak tertinggi dari sebuah cinta adalah ikhlas. Apapun bentuknya.
Perjalanan cinta Sergey dan Natalia tak jauh berbeda dengan saya. Saya berada di Swiss-Austria, juga karena cinta.Â