Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

Im Stephansdom W.A Mozart Requiem

25 Mei 2021   08:35 Diperbarui: 25 Mei 2021   08:53 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ansambel "Solois dari Vienna Chamber Orchestra" didirikan pada tahun 1983. Oleh karena itu, para musisi mengikuti tradisi lama yang umum di semua orkestra yang sudah mapan, seperti Vienna Philharmonic.

Selalu dengan tujuan mengembangkan keterampilan musik. Selain memainkan musik dalam orkestra dalam formasi musik kamar, ini terjadi dengan sangat efisien dan menyenangkan. Sejak awal ansambel, para musisi, semua anggota Orkestra Kamar Wina yang terkenal, telah mengembangkan repertoar ekstensif di semua era untuk ansambel yang berbeda. 

Ansambel memiliki siklus konsernya sendiri dan konser individu di Wiener Konzerthaus, dan konduktor dan penyanyi solo terkenal mendokumentasikan kualitas artistiknya.

Matahari perlahan menjauhi bumi Austria. Saya pun berlalu. Saya menyisir ke distrik 2, tempat mangkalnya anak-anak muda. Namanya Schottenring. 

Ya, seperti dua sisi mata uang dengan Stephanprase.  Lokasinya mirip Taman Lawang, Jakarta Pusat. Tapi, tak ada bencong di  Schottenring. Areal ini acap disebut sebagai tempat anak-anak muda mencari jodoh. Bukan prostitusi.

Di keremangan malam, mereka bersantai di tepi Sungai Donau. Tak sembarang orang bisa memancing di danau tersebut. Mereka harus punya surat izin memancing dan bayar 10 euro. Di sisi sungai, berdiri cafe-cafe dengan kursi kayu berjajar tempat orang bersantai minum  bir. 

Hegemoni Euro 2008 di distrik ini juga cukup terasa. Karena, di cafe-cafe disediakan layar lebar. Cukup beli bir 5 euro, pengunjung bisa menikmati nonton bareng.  Brosur-brosur soal nonton bareng Euro maupun konser musik berserakan di tiap meja.

Selepas pertandingan berakhir, mereka baru memasuki tempat hiburan malam yang buka hingga jam 05.00 pagi. 

Selebihnya,...terserah mereka. *

Suryansyah

Warga Depok Paling Pinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun