Sebuah pantai nan damai
pernah singgah dalam lini masaku
kau pagut keterpanaanku
sekali hentak
sekali sentak
setelah itu, kau menghilang
aku, tentu saja, kehilangan
garis dan waktu bersekutu, menjadi halang
hanya sisa satu adegan
untuk bisa dikenang
:
sebutir kerang
yang kuletakkan di telapak tangan
kau sentuh mesra, dan kau balikkan
Lalu kau kini telah kembali
menegaskan kebenaran ucapanmu, dulu
apa yang ada di mimpi
akan terjadi dalam sehari-hari
seperti halnya mimpiku tentang sembilan butir merica
senyata tawa renyahmu di telepon kemarin malam
hingga kubayangkan tawa itu menyipitkan matamu yang selalu menawanku
kau memang begitu
dalam diam anggunmu
guraumu selalu hadir tak terduga
menghangatkan duniaku
yang tengah beku
dan ya, kau kini telah kembali
meski aku seringnya gagal untuk memahami
terima kasih
untuk sudah kembali lagi
31 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H