Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan Perjalanan: Musim Duku di Ciboleger

17 Januari 2021   07:07 Diperbarui: 17 Januari 2021   07:43 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musim buah-buahan di Ciboleger | dokpri

Betapa senangnya kami -dan saya terutama- bisa menikmati duku, Si Buah Kesayangan. Kami bukannya tak suka buah durian sehingga menolak tawaran durian dagangan adik Mang Iyen. Tapi jauh-jauh hari, kami sudah memesan kepada salah satu dulur Baduy Dalam kami untuk membawakan 20 butir buah durian.

Selama berada di tempat singgah kami, duku dan durian adalah "cemilan" setia kami. Bertambah senangnya kami ketika satu demi satu dulur Baduy Dalam mengunjungi kami. Pasokan durian juga bertambah karena beberapa diantara mereka menggendong dan menenteng durian hasil kebun mereka untuk kita nikmati bersama. Terbayang, mereka harus berjalan kaki sejauh 12 km dari desa mereka menuju tempat kami singgah dan ..... tanpa alas kaki.

Indah sekali pertemuan dan akhir pekan kami. Ada para Ayah yang dituakan di Baduy Dalam, ada satu Ambu, ada empat gadis Baduy Dalam yang menyertai orang tua mereka maupun yang bersama adiknya, ada jejaka dan pria Baduy Dalam, yang turut serta dalam "kembul bujana" alias makan siang bersama sebelum kepulangan kami ke Jakarta.

Sambungan tali persaudaraan ini terjalin dari latar belakang, kepercayaan, adat istiadat, usia dan kebiasaan yang berbeda. Mereka yang tanpa listrik dan alas kaki, dan kami yang merasa sengsara jika tanpa listrik dan alas kaki. Saya selalu berharap semoga Baduy Lestari.

***

Duku dan durian dari tanah Baduy yang masih murni dan masih menggunakan pupuk alami serta doa-doa dari ketulusan hati nyata lezatnya bagi kami. Tinggal satu lagi: manggis. Konon, manggis Baduy enak sekali rasanya. Moga-moga bertemu musim manggis Baduy suatu hari nanti.

Ditulis ulang pada 17 Januari 2020 dari perjalanan beberapa tahun lalu sebelum pandemi Covid-19 melanda negeri ini. 

Catatan Penulis:
Elp: barangkali yang dimaksud adalah Isuzu Elf yang banyak digunakan sebagai moda transportasi dari dan ke Rangkasbitung-Ciboleger.

Eta teh seueur, Neng, di dinya: itu tuh banyak, Neng, di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun