Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Baduy ke Brussels

4 Agustus 2019   11:12 Diperbarui: 24 Januari 2021   16:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda ini tanpa saya tanya berkata,
"Rambu, saya hari ini pakai kemeja batik Baduy Luar, karena saya mengantar pesanan kain batik Baduy Luar. Biar bagus."

"Iya. Bagus begitu kok. Jadinya orang bisa lihat bukti kerennya batik Baduy," kata saya menanggapi setulus hati dan mengapresiasi kesederhanaan berpikir serta kecerdasan pemuda ini.

Mursid adalah nama pemuda berusia 26 tahun itu. Ia memiliki darah murni suku Baduy. Ayahnya, adalah tokoh yang cukup dihormati di kalangan sukunya, di Baduy Dalam. Ayah Mursid memiliki wajah yang sangat berkarakter. 

Begitu berkarakternya, sehingga dulu di sebuah titik ketika, saya tergerak membuat sketch/drawingnya menggunakan pensil. Ibunya, seorang perempuan Baduy Luar yang kemudian menjalani kehidupan setelah menikah sebagai orang Baduy Dalam. 

Saya beberapa kali bertemu dengan Mursid dalam berbagai kesempatan. Duluuu sekali di acara 'Reboan di Beranda', Jl Ahmad Dahlan Jakarta, saya bertemu Mursid dan Inah, istrinya.

Setelah itu beberapa kali di Sarinah, saat ada showcase kerajinan tangan Suku Baduy. Sempat pula ketika ada Family Gathering kantor Peruri, bertiga dengan Oerip Urup, kami ikutan membuka stand khusus etnik di bazaarnya di venue. 

Kemarin, Mursid datang ke tempat tinggal saya. Ketika saya tawari minum kopi, Mursid bilang, 

"Sudah ngopi tadi. Sudah makan juga. Tadi kebetulan mengirim pesanan batik ke rumah teman. Ternyata dia mau berangkat haji. Jadi teh ramai banget di rumahnya. Ada acara. Saya diajak makan, minum."

"Oh, gitu. Trus gimana dong. Air putih, gimana, Mursid?" 

"Iya, kalau air putih, boleh"

Ah. Saya senang sekali dengan kelugasan, kesederhanaan cara bertutur yang khas ini. Segelas air putih terhidang di meja kecil teras rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun