Di dalam cermin berbingkai kayu ukiran Jepara
Tidak ada lagi pantulan raga Dewi Sumbadra yang tanpa mutu manikam dan tanpa busana keemasan
Menjelma di sana Dewi Amba
Gandewa panah berkelebat
Dewabrata berkelebat
Srikandi berkelebat
Panah Hrusangkali berkelebatÂ
: berkali-kali
Amba menunduk
Sumbadra tunduk
Tak lama
Hanya satu pilihannya: menerima saja jalan cerita
Terdengar suara
"Sumpah prasetya kasetyaning janma,Â
piniji jinarwi kaesthi,Â
janji suci kawahnya ing jiwa mulya.Â
Muga jagad nyeksanana.Â
Aku nedya sumpah prasetya.Â
Urip wadat ora bakal krama"
Suara Dewabrata
Kelak, Amba akan berkata kepada Sang Resi Bhisma
"Sun dudu trahing sudra papa
Sun putrining nata kudu bawa leksana
Sepisan angucap tuhu
sun bela teka ing palastra."
Batang-batang bambu kuning meliuk diterpa angin dalam deras hujan
Suara katak kembali terdengar
Amba terpejam dan mengangguk
Kini ia paham
Jalan apa yang akan dilaluinya
Kramat Pela, 16 Juni 2019.
Catatan:
1. "Sumpah prasetya kasetyaning janma,Â
piniji jinarwi kaesthi,Â
janji suci kawahnya ing jiwa mulya.Â
Muga jagad nyeksanana.Â
Aku nedya sumpah prasetya.Â
Urip wadat ora bakal krama"
Kalimat dalam Bahasa Jawa, namun bukan bahasa percakapan sehari-hari. Artinya: "Sumpah janji tentang kesetiaan manusia, yang terpilih, jelas, dan akan terus diingat, janji suci dari jiwa yang mulia. Semoga alam semesta menyaksikan. Saya bersumpah. Hidup menyendiri tidak akan menikah." Kalimat janji ini diucapkan oleh Resi Bhisma (Dewabrata) sebagai baktinya untuk orang tuanya.
2. "Sun dudu trahing sudra papa
Sun putrining nata kudu bawa leksana
Sepisan angucap tuhu
sun bela teka ing palastra.".
Kalimat ini menggunakan bahasa Jawa, seperti pada catatan nomor 1. Artinya: "Saya bukan keturunan rakyat jelata. Saya adalah puteri raja yang harus memiliki perbawa/wibawa baik. Sekali saya mengucapkan janji maka saya akan menetapinya/membelanya hingga tiba saatnya kematian". Ucapan Dewi Amba kepada Resi Bhisma. Kata 'Sun' adalah bentuk singkat dari kata 'Ingsun'. Penyebutan kata pertama tunggal dalam konteks keningratan (hanya diucapkan oleh yang memiliki derajat tinggi). Dalam hal ini, Dewi Amba, karena adalah seorang putri raja (putri sulung dari Prabu Darmahumbara dari kerajaan Giyantipura), ia menggunakan kata 'Sun'. Bukan 'kula', bukan 'kawula'. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H