Di sekelilingnya kulihat gamelan yang legendaris itu. Kunikmati momentum saat memandangi gamelan Lokananta satu per satu berlama-lama. Bonang, kendang, demung, saron, slenthem, gender, gong, gambang, rebab, siter, suling, kempul. Samar-samar, wajah Sunan Kalijogo yang teduh menyeruak. Sayup-sayup kudengar tembang surga versi saya.
"Lir ilir, lir ilir, tandure wus sumilir
Dak ijo royo-royo, dak sengguh temanten anyar
Cah Angon, cah angon, penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro"
Saya nggak tahu tembang surga apa yang didengar sahabat saya, Dian Oerip, saat ia dua hari kemudian pun  ke sana".
Blok M - Jakarta, 7 Desember 2018.
Kembul bujono: bahasa Jawa, artinya bersantap bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H