Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku", Secubit Oleh-oleh dari Acara PRTB Forum Humas BUMN

7 Desember 2018   11:11 Diperbarui: 7 Desember 2018   12:17 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Dokpri

Sebenarnya ini semacam tantangan bagi diri saya sendiri menguji apakah 'story' yang saya 'telling' kan cukup menarik atau bikin bosan. Seberapa besar atensi mereka saat saya mengisahkan pengalaman berada di Lokananta. Semenggugah apa kisah Lokananta yang saya sampaikan melalui komunikasi verbal santai ini. 

Meskipun saya menyadari, bahwa kerinduan seorang Joe Ay tentang Indonesia pasti berpengaruh sangat besar pada interaksi verbal yang terbangun diantara kami. Barangkali akan berbeda bila saya berkisah tentang Lokananta kepada sahabat-sahabat Humas saya di PNRI (BUMN yang menjadi induk perusahaan bagi Lokananta).  

Dan, benarlah apa yang terjadi. Joe Ay, tamu kami yang telah 30 an tahun menetap di Belanda kepincut hatinya ingin mengunjungi Lokananta. Siang itu juga. Padahal, ada dua hal yang belum saya ceritakan kepada mereka yang menurut saya adalah jantung hati kisah tentang Lokananta. Yaitu tentang arti Lokananta dan tentang gamelan Lokananta. 

Barangkali memang demikian seharusnya. Dua topik itu harus mereka temukan sendiri setelah mereka berkunjung ke sana. Segera saja saya telepon seorang rekan di PNRI untuk mendapatkan contact person di Lokananta. Sayang sekali hari itu (Sabtu, 1 Desember 2018), sedang ada acara corporate gathering Lokananta ke Tawangmangu. Waduh. Kalau sudah begini, hanya semesta sendiri yang tahu harus berpihak pada siapa. Begitu kelakar Dian Oerip. 

Begitulah. Setelah beberapa jam berpamitan, saya dapat kiriman WA dari Dian Oerip  berupa foto dia sedang berada di studio rekaman Lokananta dengan sudut pengambilan yang apik menonjolkan panel-panel control dengan view luasnya studio rekaman dimana dulu musisi legendaris merekam karyanya. Dan beberapa foto lain yang menurut saya sangat historical. 

Foto dengan background teks lagu Indonesia Raya dan gamelan. Satu yang saya syukuri adalah bahwa hasil belajar saya di PRTB telah membuahkan hasil. Dengan latihan praktek story telling, sahabat saya akhirnya pun tergerak untuk mengunjungi Lokananta. 

                                                                                                                                                    *** 

Lokananta memiliki arti seperangkat gamelan di kahyangan yang dapat berbunyi sendiri tanpa penabuh. Hanya ksatria yang mendapatkan perkenan dewa saja yang dianugerahi gamelan tersebut. Itu definisinya. Dalam kehidupan nyata, ada sebuah gamelan yang diberi nama gamelan Lokananta. 

Gamelan tersebut saat ini disimpan dan disemayamkan di salah satu ruangan di Lokananta. Nama lain gamelan ini adalah "Sri Kuncoro Mulyo". Sri, berasal dari Bahasa Sanskerta, yang sudah menjadi kata serapan dalam Bahasa Indonesia, memilik arti gelar kehormatan bagi raja atau orang besar dan sebagainya,  atau 'yang mulia'; Kuncoro, artinya tegas atau pekerjaan yang selesai dengan sempurna; Mulyo, mulia. 

Gamelan milik R. Moelyosoeprapto ini berasal dari priyagung trah dalem di Yogyakarta Hadiningrat sejak tahun 1920. Gamelan ini dibuat pada masa Pangeran Diponegoro (1785 -- 1855). Disemayamkan di Studio Lokananta sejak 12 Oktober 1984. Bila gamelan ini ditabuh, maka tembang dari surga lah yang akan berkumandang. 

Saat waktu kunjungan akan berakhir, dan agak terburu-buru, saya menemukan sebuah sudut dengan  plang papan coklat bertuliskan aksara Jawa. Aksara itu terbaca sebagai "Sri Kuncoro Mulyo". Kuterjemahkan saja sebagai 'dialah yang termuliakan, yang tegas, dan telah menyelesaikan tugasnya dengan paripurna, dan menuju kemuliaan'. Ah, indah sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun