Daun-daun hijau langsing berpucuk runcing
berkelompok di satu pokok
ditunjang leher jenjang indah
tumbuh ia di titik tinggi menjulang perbukitan
di dahan rendah
riuh
khas pantai
Aroma asin garam & pasir putih lembut Bandengan Jepara tercium tajam
: kaki-kaki telanjang terbenam pasir
: tangan-tangan bocah membuat patung penyu
adegan masa lalu indah kenangan pantai
terngiang bersama bayangan desau angin laut dan debur ombak menghantam batu karang
buih-buih putih seperti mekar
lalu hilang seketika
Pandan Laut,
kau kah itu yang berdiri tegak di hadapanku?
jelas senyata sentuh tangan ibunda kala tubuh ringkih mungil ini merintih
jelas senyata butir-butir peluh mengaliri wajah setelah ribuan langkah menjejaki bukit-bukit selepas Cijahe
Di tanah kapur perbukitan pegunungan Kendeng
hatiku hanya sanggup menggumam tanya
bergema-gema di dada dan di kepala
kupandang Pandan Laut yang tegak di sana
diam
tegak
hening
terpana
Sejelas terik mentari ia menyambutku dan berkata:
"Selamat Datang di Tanah Baduy"
16 November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H