Tunggu dulu, selain keenam fitur tersebut, jika kita sering nonton iklan layanan masyarakat tentang 3D, pasti akan ingat pada bahan uang kertas pun sudah ditanamkan fitur pengaman. Berupa apa? Coba ambil uang kertas Rp 100.000,- yang baru, lalu bergeserlah posisimu berseberangan dengan sumber cahaya dan lakukan terawang. Amati sisi muka uang, maka akan terlihat watermark atau ‘tanda air’ pada area di bawah nominal 100.000. Watermark pada masing-masing pecahan uang kertas berbeda-beda, namun semuanya berupa gambar pahlawan. Nah, ketemu sudah fitur ke-7, yaitu watermark (tanda air).
Masih menggunakan metode yang sama, yaitu uang kertas Rp 100.000,- diterawang, pada sisi muka terdapat benang pengaman, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai security thread. Jika diperhatikan, benang pengaman pada uang Rp 100.000,- memiliki ciri-ciri spesifik yang unik yang berbeda dari pecahan lain. Benang pengamannya lebih lebar dan ditanam timbul-tenggelam pada sisi muka. Watermark dan security thread ini adalah fitur pengaman yang lazim ada di uang kertas dimanapun di dunia. Fitur ke-8, adalah security thread (benang pengaman).
Mari kita praktekkan lagi 3D. Tadi D ketiga, yaitu ‘diterawang’ sudah. Sekarang, coba diraba. Terutama pada tepi-tepi sisi muka uang kertas kanan-dan-kiri. Untuk mempertajam feel, coba pejamkan mata. Wow! Itulah blind code atau kode bagi tuna netra. Ternyata benar, efek raba pada blind code uang kertas TE 2016 lebih terasa nyata. Terbukti, uang Rupiah baru ini ramah bagi penyandang disabilitas tuna netra. Salut. Penasaran ‘kan seperti apa blind code tersebut? Silakan dicari sendiri ya. Clue-nya: sangat berbeda dari uang kertas emisi sebelumnya. Jika kode bagi tuna netra ini dianggap sebagai salah satu fitur pengaman, maka ketemulah fitur ke-9. Kecuali jika ternyata bukan. Sehingga masih ada 3 – 4 fitur pengaman yang ditanamkan pada uang Rp 100.000,- TE 2016.
Cuplikan berita:
“Uang desain tahun emisi 2016 juga menyempurnakan fitur kode tuna netra (blind code) dengan melakukan perubahan desain pada bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile effect) untuk membantu membedakan antar pecahan dengan lebih mudah,” jelas BI.
Beberapa media online menyebutkan tentang fitur pelangi, yaitu apabila dilihat dari sudut pandang tertentu, maka pada uang Rupiah akan muncul gambar tersembunyi multiwarna berupa angka nominal. Sayangnya saya belum yakin benar apakah yang saya ‘temukan’ sesuai dengan yang dimaksud.
Jadi tepat sekali apabila Gubernur BI mengatakan tentang fitur 'pengaman yang berlapis', yaitu fitur pengaman di bahan uang (yaitu uang kertas) maupun dari cetakannya.
Fitur Pengaman Overt, Covert dan Forensic
Dari beberapa referensi tentang uang kertas, fitur pengaman mutlak diperlukan sebagai alat yang menandakan keaslian uang. Masyarakat awam berhak tahu tentang ciri keaslian uang ini. Termasuk saudara kita yang tuna netra. Dengan mengenali blind code di masing-masing pecahan uang kertas, mereka akan merasa aman menggunakan uang dan yakin bahwa uang yang diterima atau dibelanjakannya adalah uang asli. Cara deteksinya dengan 3D tadi. Dilihat dan diterawang dengan mata telanjang. Diraba dengan menggunakan tangan, tanpa alat bantu.
Para kasir di berbagai bidang usaha/perdagangan atau pegawai bank, juga perlu mengetahui keaslian uang untuk keamanan transaksi yang dijalankannya. Mereka ini seringkali dibantu dengan alat bantu deteksi. Dalam hal ini, untuk uang Rupiah, yang lazim digunakan adalah lampu Ultra Violet (UV). Seluruh pecahan uang baru, apabila dilihat dibawah sinar UV akan memendar dengan berbagai warna dan pola gambar yang sangat indah.