Terdapat meja kayu tempat menaruh makanan. Tempat tidur dipan kayu kecil seukuran kasur kapuk kumal. Dinding sisi timur ditutup seng karena dinding bata di bagian ini sudah jebol.
Meski demikian, oleh sebab cuaca dan jarang perawatan, bagian itu masih bolong bolong di beberapa tempat sehingga angin masih leluasa masuk dan hujan masih mungkin tempias masuk.
Ternyata hunian nini Supinah hanya memiliki satu pintu untuk masuk dan keluar. Â Berada persis di ruang bagian tengah atau pintu itu langsung berhadapan dengan dapur pawon.
Rumah berpintu satu tak berjendela. Itulah hunian nini Supinah saat ini. Tidak ada toilet. Tidak ada ruang tamu. Yang ada hanya dapur dan tempat tidur dan tempat makan menyatu menjadi satu kesatuan hidup memrihatinkan nini Supinah.
Setelah mengecek langsung kondisi hunian dan kisah sepenggal kehidupan nini Supinah, serka (pol) Agung Ristanto menyampaikan keprihatinannya dan berharap ada jalan keluar untuk mengentaskan nini Supinah menuju kehidupan yang lebih layak.
"Melihat lokasi dan kondisi yang ada, memang sangat memrihatinkan. Namun nini Supinah masih memiliki keluarga dan anak. Jadi perlu kita koordinasi dengan pemerintah desa bagaimana sebaiknya. Apakah diikutkan dengan anak atau ada upaya lain." Demikian ungkap Serka Agung.
Bhabinkamtibmas desa Glempang itu juga berpesan dan berharap kepada masyarakat atau para pegiat Medsos untuk dapat memberi kesan yang baik, jangan asal membuat pernyataan yang tidak sesuai fakta senyatanya di lapangan sehingga tidak memunculkan simpang siur berita hoak.
Bagi pihak yang tergerak ingin membantu sebaiknya dapat berkoordinasi baik dengan pihak pihak terkait di desa.