Terkait rumah yang sekarang ditempati nini Supinah, berdasarkan penuturan nini Mistem, bangunan itu sudah bukan lagi di tanah pekarangan miliknya karena sudah sejak lama dijual kepada nini Mistem, tanah dan bangunannya yang sekarang berujud rumah tak beratap. Sekarang, tanah tersebut sudah bersertifikat atas nama Suwandi anak nini Mistem.
Hanya karena nini Supinah tidak lagi punya rumah di tanah miliknya, nini Mistem memberi kesempatan dan mengijinkan nini Supinah tinggal membangun hunian yang menempel di belakang rumah tak beratap. Â Adapun penerangan lampu mendapat saluran listrik dari rumah pak Mulyadi tetangga barat rumah.
Itu semua atas dasar rasa kasihan dan kepedulian melihat kondisi nini Supinah janda tua sebatang kara yang tidak memiliki rumah layak huni.
Nini Supinah sebenarnya masih memiliki tanah kebun seluas sekitar 50 ubin di timur hunian sekarang dekat kuburan.
Jika suatu saat nini Supinah mendapat bantuan pembangunan rumah, nini Mistem berharap dibangun di tanah miliknya itu.
Sumber lain menyebutkan, masih ada sekitar 5 ubin tanah milik keluarga nini Supinah yang belum terjual di lokasi berdirinya hunian nini Supinah sekarang.
Setelah mendapatkan ijin dari keluarga nini Mistem dan didampingi seorang anaknya, kami menengok keadaan rumah hunian yang hari hari terahir ini mendapat sorotan warganet Banjarnegara.
Dan kami memang menyaksikan langsung suasana rumah yang cukup memrihatinkan dan masuk kategori rumah tidak layak huni.
Tak ada sumur dan toilet. Air menggunakan ember penampung. Itulah kenapa nini Supinah selalu mencuci pakaian dengan berjalan cukup jauh di timur tepi dusun.