Mohon tunggu...
siwed
siwed Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer edit terjemahan

Lagi coba menulis rutin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Moral dari Cerita Rakyat dari India

10 Januari 2021   15:52 Diperbarui: 10 Januari 2021   15:55 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat Ganapati pergi sesuai perintah sang ayah, Kubera memohon ampun karena telah bersikap angkuh dan terlalu membangga-banggakan harta kekayaannya. Dia berjanji akan berubah.

Dari kisah Kubera ini, kita diingatkan untuk selalu bersyukur dengan apa pun yang kita miliki saat ini. Salah satu bentuk ucapan syukur atas rahmat karunia Tuhan adalah dengan menolong orang-orang di sekitar kita yang memang butuh pertolongan kita. Kita bisa memberikan apa yang kita punya sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Tetapi yang terpenting, kita memberi dengan rasa ikhlas. Bukan dengan pamrih apa pun. Entah pamrih bahwa nantinya orang yang kita tolong akan menolong kita juga di kala kita kesulitan, atau pamrih bahwa nama kita akan semakin harum dengan segala kebaikan kita.

Pesan moral lainnya yang bisa dipetik dari cerita rakyat India ini adalah jika Tuhan memberi kita kelebihan apa pun, entah itu berupa kekayaan benda, ketenaran atau popularitas, kesehatan yang sangat baik, dan atau kecerdasan, janganlah kiranya kita menyombongkan diri dalam perbuatan, perkataan, atau pun pikiran. 

Jangan pula kita memamer-mamerkan kelebihan itu di depan orang-orang. Hendaklah kita tetap rendah hati, dan mengingat bahwa kelebihan yang kita miliki datangnya dari Tuhan. Bahwa Tuhan sanggup memberikan, dan Tuhan pun sanggup mencabut atau menarik kembali apa yang sudah diberikan-Nya kepada kita. Tidak percaya? Kita semua tentu bisa melihat contoh nyata dari kisah hidup Ayub.

Coba kita buka kembali kitab suci kita yang bercerita tentang kehidupan Ayub yang tadinya serba mewah dan berkelimpahan tapi dalam sekejap kehilangan semuanya dan bahkan tertimpa penyakit dan ditinggal mati anak-anaknya dan ditinggal pergi oleh istrinya. Nah, kisah Ayub ini bisa semakin meyakinkan kita agar tidak takabur di kala kita sedang berada di atas.

Sekali lagi, ingatlah untuk selalu bersyukur dan tetap bersikap rendah hati. Mungkin, pepatah yang berbunyi "Bak ilmu padi, kian berisi kian merunduk", juga bisa menggambarkan pesan moral terakhir ini.

Sumber cerita:

"Ingin Lebih Unggul dari yang Paling Unggul" dari Kaca dan Dewayani. Tjetje Jusuf. Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya. Edisi Elektronik, 2020. Diakses dari iPusnas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun