Sebelum kita memasuki tahun 2020 ini, banyak postingan di Twitter yang mempertanyakan suatu hal. Hal tersebut adalah, apakah pada tahun 2020 ini akan ada pandemik?Â
Hal ini dipertanyakan karena munculnya beberapa postingan yang mengatakan bahwa setiap 100 tahun, atau 1 abad, ada siklus wabah besar yang muncul.
Contohnya, pada 1820 ada pandemik Kolera dan pada 1920 ada Flu Spanyol.
Hal ini bisa saja sebuah kebetulan yang besar. Atau bahkan, terlihat seperti sebuah settingan. Tetapi kita tidak akan membahas hal itu pada hari ini.
Hari ini kita akan fokus kepada salah satu pandemik yang mematikan, yaitu Flu Spanyol.
Seputar Flu Spanyol
Lain dari namanya, Flu Spanyol ini bukan lah sebuah flu yang mematikan, melainkan Influenza tipe A. Selain itu, Flu Spanyol ini bukan berasal dari Spanyol. Daerah asal mula penyakit ini sampai sekarang masih di debatkan, tetapi hipotesis mengatakan bahwa penyakit ini bisa berasal dari Asia Timur atau Eropa.
Pada 6 bulan pertamanya, penyakit ini memakan 25 juta korban jiwa. Hal ini menyebabkan ketakutan akan berakhirnya semua manusia. Hal ini juga mengkonfirmasi kan dugaan bahwa influenza bisa menjadi sesuatu yang penyakit yang mematikan.
Karena banyaknya korban jiwa, banyak yang beranggapan hal ini menyebabkan perubahan saat masa Perang Dunia 1, tetapi sebenarnya, kemungkinan penyakit ini akan merubah banyak hal sangat sedikit karena masing-masing kubu yang berperang pada masa itu sama-sama terpengaruhi oleh Flu Spanyol ini.
Tetapi, ada kemungkinan besar Perang Dunia 1 lah yang menyebabkan arus pandemik ini, melihat bagaimana keadaan para tentara di kamp mereka.
Ada 3 tahap yang dilalui saat pandemik Flu Spanyol ini. Korban jiwa pada tahap kedua lah yang paling sedikit. Hal ini dikarenakan orang-orang sudah berhati-hati dan menjaga diri mereka sendiri di rumah, tetapi walaupun tahap kedua memakan korban terdikit, angka ini naik kepada puncaknya pada tahap ketiga.
Jadi, apa yang menyebabkan angka kematian yang tinggi tersebut?
Pandemik ini diperkirakan telah menginfeksi 1/3 populasi bumi dan sebanyak 50 Juta orang kehilangan nyawa. Namun, apa faktor pendorong angka kematian tersebut?
Kondisi kehidupan di tengah peperangan dan porak-poranda, akan susah sekali untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan juga diri kita sendiri. Memikirkan untuk hidup di hari esoknya lebih penting daripada memikirkan penyakit yang bisa saja menjangkit mereka.
Kembali lagi ke poin tentang kamp para tentara, mereka disatukan di suatu tempat yang sempit dengan lingkungan sekitar yang kumuh. ditambah lagi dengan kekurangan nutrisi dan juga kekurangan sarana atau alat yang dibutuhkan untuk kebersihan.
Tak hanya itu, Flu Spanyol ini tidak memandang bulu. Bayi, remaja, dewasa, dan tua pun bisa jatuh menjadi korban jiwa, dan setidaknya 10% orang yang terjangkit bisa menjadi korban jiwa.
Karena itu, hal selanjutnya bisa menjadi salah satu pendorong penyebaran penyakit ini.Â
Rumah-rumah sakit tidak bisa menanggung banyaknya korban yang terinfeksi, karena itu mereka mengisolasi para pasien yang baru terinfeksi dan sudah parah di dalam satu ruanga di ruangan yang sempit. Pasien di dalam ruangan tersebut juga tidak sedikit. Hal ini tentu saja mendorong penyebaran pandemik.
Selain itu, peralatan di rumah sakit dulu tentu saja tidak secanggih zaman sekarang. Dokter-dokter tidak tahu harus melakukan apa. Banyak dari mereka menganjurkan warga untuk menjauhi tempat publik atau orang lain. Yang lainnya menyarankan untuk menutup mulut dan hidung mereka. Ada juga yang menyarankan warga meminum kaldu sapi dan menggunakan kayu manis.
Mengingat hari ini
Beberapa hal yang dikatakan di atas merefleksikan keadaan pada saat ini.
Menjauhi tempat publik atau orang lain? Social Distancing
Menjaga kebersihan bersama.
Pemerintah meminta kita untuk melakukan ini untuk menjaga kita semua, alangkah baiknya untuk mengikuti dan meringkan beban mereka yang bekerja tanpa henti untuk mengurus para pasien pandemik 2020 ini.
Mari lah kita beri bantuan apa pun yang bisa kita berikan karena ingat, yang menderita di tengah pandemik seperti ini bukan hanya mereka yang terinfeksi, tetapi juga orang-orang disekitar. Kita bisa doakan agar masalah pandemik ini bisa selesai secepat-cepatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H