Mohon tunggu...
Siva NurAmalia
Siva NurAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hello I hope I can Help You

Hallo, I am Siva Nur Amalia Kusnandang, in here I want share what i get in University, I hope its will help you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Indonesia dengan Inggris melalui Diplomasi Alutsista

15 Januari 2022   15:43 Diperbarui: 17 Januari 2022   09:44 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada tahun 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri dari Inggris yakni David Cameron. Pada pertemuan tersebut dibahas bahwa Indonesia dan Inggris membuat kerja sama baru dari sektor perdagangan, perubahan iklim, pendidikan, dan juga keamanan. Kedua negara ini melakukan kerja sama dalam industri keamanan dengan melakukan modernisasi aset keamanan. Presiden Prabowo juga berencana untuk membeli alutsista dari Inggris yakni Star Trek atau peluncur penangkis serangan udara, multi launcher rocket. Selain itu juga ada pesawat Airbus. Sebelumnya pun Indonesia sudah membeli pesawat tempur dari Inggris berupa Hawk pada tahun 1980-an dengan tipe Hawk Mk 53. Dan pada 1997 Indonesia membeli Hawk Mk 109/209 untuk TNI AU (BAE Hawk 209).

Lalu pada 2021, Menhan Prabowo membeli pesawat Airbus A400M yang akan menjadi aset nasional dan memiliki peran penting dalam menangani misi bantuan manusia dan tanggap bencana. Pesawat ini akan digunakan oleh TNI AU dalam konfigurasi multirole tanker dan transpor. Menhan Prabowo juga bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk memproduksi kapal fregat Arrowhead 140. Kapal ini akan diproduksi di Indonesia oleh PT PAL Indonesia, kapal yang diproduksi akan di desain khusus dengan spesifikasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Indonesia.

Dalam diplomasi pertahanan alutsista ini terdapat beberapa aktor, bukan hanya Indonesia dengan Inggris saja tetapi ada juga dengan perusahaan PT PAL (Persero), Babcock International, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jeknis, Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Rt Hon. Ben Wallace MP., serta Kaharuddin Djenod selaku Dirut PT PA. Diplomasi pertahanan yang bertujuan untuk memperkuat dan memodernisasi alat utama sistem persenjataan alutsista dengan Inggris yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo selama dua tahun belakangan ini. Pada tahun pertama menjabat sebagai Menhan, Prabowo memperkuat diplomasi bidang pertahanan dengan negara-negara sahabat, termasuk Inggri (Dua Tahun Jokowi-Ma'ruf, Diplomasi Pertahanan dan Modernisasi Alutsista).

Diplomasi yang terjalin ini pun menghasilkan hubungan baik dengan Inggris dan memperkuat hubungan kerja sama di bidang persenjataan. Pada kunjungan Prabowo ke Inggris, Prabowo memboyong alutsista mutakhir, antara lain pesawat multi-role tanker transport, pesawat angkut C-130J, pesawat tanpa awak atau unmanned combat aerial vehicle (UCAV) dengan kemampuan medium altitude long endurance (MALE). Merujuk dokumen Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2021, Indonesia rencananya akan memboyong 36 unit pesawat Rafale dan 8 unit pesawat F-15 EX. Diharapkan, 6 unit F-15 EX sudah tiba di Tanah Air sebelum 2022. Beberapa waktu lalu, PT PAL Indonesia (Persero) mengantongi lisensi untuk memproduksi kapal perang canggih fregat Arrowhead 140 dari perusahaan Inggris, Babcock. Penandatangan lisensi tersebut disaksikan langsung Prabowo dan Menhan Inggris, Ben Wallace di London, Inggris. Dengan penguatan industri pertahanan atau militer dalam negeri telah menciptakan alutsista dan di sebut sebagai karya anak bangsa.

Kerjasama Indonesia dengan Inggris jika kita lihat melalui teori The Decisions Making Process yang merupakan suatu proses pemikiran dalam pemilihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi kedepan. Dengan kemampuan Menteri Pertahanan Prabowo dalam berkomunikasi, beliau mampu melakukan diskusi langsung dengan para petinggi-petinggi dan menteri pertahanan negara-negara maju sehingga hasil dari kunjungan Prabowo ke Inggris tepatnya di London, berhasil membawa kapal perang ke Indonesia dari Kerajaan Inggris dengan tujuan untuk memperkuat alutsista di Indonesia. Kapal perang tersebut merupakan jenis kapal Fregat tipe Arrowhead 140, yang dimana kapal ini adalah kapal ringan yang memiliki kecepatan sangat tinggi serta dilengkapi teknologi-teknologi canggih dan dilengkapi dengan rudal-rudal anti pesawat sehingga kapal tersebut dapat bertahan terhadap ancaman udara dan laut.

Kemudia jika di lihat melalui Teori Diplomasi Pertahanan. Maka Isu terkait kerjasama Alutsista Indonesia dengan Inggris sangat tepat. Hubungan Diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia dengan Inggris merupakan kerja sama bilateral. Di lakukan oleh militer yang diwakili oleh Mentri Pertahanan Bapak Prabowo. Dalam diplomasi yang sedang dijalin oleh Indonesia dengan Inggris jika dilihat dari kacamata Teori Diplomasi pertahanan ini, Indonesia sedang mencari perimbangan persenjataan dengan negara sekitar serta guna menciptakan stabilitas kemandirian dan pertahanan bagi Indonesia. Berhasil tidaknya pelaksaan diplomasi ini bergantung pada upaya diplomatik yang akan dilakukan pada tingkat internasional, regional, dan bilateral. Namun selama ini, Diplomasi yang terjalin dapat dikatakan berhasil karena program kerja sama yang dilaksanakan Indonesia dengan Inggris selain pembelian pesawat dan kapal perang berjalan dengan baik. Tidak ada sengketa yang terjadi sejauh ini atas kerja sama Indonesia dengan Inggris.

Dalam Diplomasi yang sedang di jalankan dengan Inggris, Indonesia sedang mencari perimbangan persenjataan dengan negara sekitar untuk menciptakan stabilitas kemandirian dan pertahanan bagi negaranya. Berhasil tidaknya pelaksaan diplomasi ini bergantung pada upaya diplomatik yang akan dilakukan pada tingkat internasional, regional, dan bilateral. Namun selama ini, Diplomasi yang terjalin dapat dikatakan berhasil karena program kerja sama yang dilaksanakan Indonesia dengan Inggris, selain pembelian pesawat dan kapal perang berjalan dengan baik. Tidak ada sengketa yang terjadi sejauh ini atas kerja sama Indonesia dengan Inggris.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa Diplomasi pertahanan alutsista antara Indonesia dan Inggris dapat dikatakan berhasil. Karena Indonesia mampu mengembangkan pertahanan alutsista sesuai dengan tujuannya dengan membeli peralatan dari negara lain dan mendapat keuntungan yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan keamanan domestik yang dapat mendukung kepentingan di sektor pertahanan Indonesia demi menjaga pertahanan dan keamanan negara, menghindari konflik bersenjata, menciptakan perdamaian, dan mempertahankan negara dari serangan pihak luar. Dengan kerja sama ini, hubungan Indonesia dan Inggris pun semakin kuat dan erat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun