Misalnya, penggunaan diksi yang terdengar kasar seperti tai, kampret, dan masih banyak lagi. Hal itu akan terdengar biasa saja bagi beberapa orang, mereka justru menjadikan diksi tersebut terlihat gaul dan yang lebih memprihatinkan lagi ketika mereka menggunakannya untuk sebutan panggilan. Terlihat aneh namun itulah trendy.
Peran diksi dalam sebuah komunikasi sangat penting guna menghindari kesalahpahaman maupun perbedaan persepsi antara si penyampai dan pendengar. Persepsi setiap orang terhadap makna dapat menimbulkan dampak yang berbeda jika digunakan pada kalimat berbeda. Penggunaan diksi perlu disesuaikan dengan lawan bicara. Beberapa contohnya, saat sedang berbicara dengan lawan bicara yang lebih tua, gunakanlah diksi yang sopan.Â
Hindari menggunakan diksi rumit dan kekinian, sehingga lawan bicara dapat lebih mudah memahami maksud dan tujuan yang disampaikan. Juga perlu didukung dengan intonasi dan ekspresi yang ramah. Berbeda dengan komunikasi antar remaja. Ini biasanya menggunakan diksi nonformal dan kekinian dengan tujuan menciptakan kedekatan secara emosional dan lebih mudah memahami makna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan kunci utama dalam menulis gagasan ataupun berkomunikasi secara lisan. Penggunaan diksi yang tepat dapat membantu penyampaian makna yang tepat pula. Pemilihan kata juga harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, tempat penggunaan kata tersebut serta siapa lawan bicaranya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI