"Gue udah bilang gue cuman suka gelangnya, dan Nando cuman temen doang. Kenapasih ? aneh banget" jawabku ketus
"Gelang itu gue yang bikin li, gue minta Nando yang ngasih ke lu. Gue suka sama lu udah dari dulu tapi gue ngga berani buat ngungkapin perasaan gue karena gue sadar diri gue cuman anak dari seorang pembantu"ujarnya. Seketika suasana menjadi hening , aku tidak menjawab apapun dan Dion juga tidak mengatakan apapun lagi sepanjang perjalanan.Â
Sesampainya dirumah , Ayah, Ibu , bu Tarsih , dan pak Tono menyambut kedatangan kami dengan penuh sukacita.
"Gimana yon? Aliya udah oke?" tanya ayah pada Dion
"Belum om, Aliya diem aja" jawabnya sambil menatap ke arahku
Aku menjadi bingung, apa yang dimaksud oleh ayah dan apakah semua ini sudah dipersiapkan dari awal?
"Sayangku, sebenernya acara reuni itu ide dari Dion. Dion sudah menghubungi kami dari seminggu yang lalu , Dion sudah menyampaikan niat baiknya kepada kami dan kami semua menyetujuinya" ucap mama sambil mengelus kepalaku
"Maksudnya gimana bu?" tanyaku benar-benar bingung dengan semuanya
"Dari sebelum Dion berangkat ke Jerman Dion sudah jujur pada ibu dan ayah bahwa Dion memiliki perasaan ke kamu. Dion pergi ke Jerman untuk menuntut ilmu dan untuk membuktikan dirinya bisa menjadi laki-laki yang pantas untuk kamu" jawab mama lembut
Aku hanya menangis , menangis bahagia. Selama ini yang aku pikirkan hanya aku lah yang memiliki rasa terhadap Dion , ternyata diam-diam Dion juga merasakan hal yang sama.
"Aliya juga sayang bu sama Dion bahkan dari kami masih kecil. Itulah kenapa Aliya sampai saat ini belum pernah menjalin hubungan dengan lelaki manapun" jawabku sambil sesenggukan, disambut dengan gelak tawa dari mereka semua.