Mohon tunggu...
Situr Wijaya SE
Situr Wijaya SE Mohon Tunggu... Editor - Merubah Masa Depan Lewat 4.0

Penulis di Kompasiana.com, YouTuber dan Journalist.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menguak Sumur Raksasa Terbentuk Tanpa Tangan Manusia!

12 Desember 2019   10:38 Diperbarui: 28 Desember 2019   15:30 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumur Raksasa dikenal Pusentase, juga dikenal sebagai Pusat Laut. Foto: travelingyuk.com

Sekedar informasi:

Bagi saiap saja yang mau gabung di group WA Channel Youtube iN Sulteng.

Selanjutnya yang bisa menginformasikan peristiwa video dan foto ke group, dan jika tayang di Channel akan dapat bonus dan insentif.

Gabung Otomatis: https://chat.whatsapp.com/EWbxxYdlL7G... 

Sebuah sumur raksasa atau yang dikenal warga setempat dengan sebutan Pusentase terdapat di Perbatasan Desa Towale dan Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Lokasi ini kini jadi tempa wisata yang cukup terkenal.

Namun tahukah kamu bagaimana bisa tercipta sebuah sumur yang tidak dibangun denganan tangan manusia ini?. Berikut rangkumannya:

Sejarawan Sulawesi Tengah berdomisili di Donggala, Jamrin Abubakar, pernah menceritakan cerita terbentuknya Pusentase melalui tulisan buku dan juga video yang diunggah melalui iN Sulteng.

Suatu Ketika dijaman dahulu, ada seorang raja, ia adalah Raja Towale, memiliki Putri Raja bernama Yama More. Putri itu sangat cantik.

TAHUN BARU 2020
TAHUN BARU 2020
2020
2020
"Saking cantiknya dikenal sampai seantero kerajaan,. Suatu hari ada seorang raja Dombu dari Gawalise dia mendengar seorng putri cantik di Towale," jelas Jamrin belum lama ini.

Raja dari domu Gawalise ini tinggi besar dan badan berbulu, Suatu ketika raja Dombu datangng ke kerajaan Towale untuk melamar dan tiba di Towale raja Towale memanggil anaknya Yama More.

Anak Raja Towale Yama More, menolak lamaran Raja Dombu dari Gawalise. Karena kesal atas tolakan itu, Raja dombu mengancam akan melakukan peperangan.

Karena kasihan dengan ayahnya yang seorang raja Towale, Yama More menerima lamaran Raja Dombu dari Gawalise (saat ini adalah sebuah wilayah di Kota Palu).

Meski menerima lamaran, Yama More mengajukan dua syarat ke Raja Dombu agar pernikahan bisa berlangsung.

Syarat itu, Yama More minta Raja Dombu merubah kain warna hitam jadi putih dan mencabut rumpun bamboo di sebuah pulau kecil tanpa menyentuh tanah.

Raja Dombu mengambil selembar kain hitam yang disediakan oleh sang putri, di cuci di Sungai dan apa yang terjadi, kain hitam jadih putih. Putri Yama More makin gusar.

Namun Putri meyakini syarakat terakhir tidak bisa dilakukan, namun hal diluar dugaan.

"Raja dombu mampu mencabut Bambu tanmpa menyentuh tanah, syaratpun terpenuhi, si raja Dombu berkata segera siapkan acara pernikahan," jelas Jamrin.

Pusat laut. Foto: jumpic.com
Pusat laut. Foto: jumpic.com
Putri Yama More berubah pikiran dan suatu malam dia menyiapkan diri bersama para dayang-dayang untuk melarikan diri menghindari pernikahan, pelarian pun dilakukan menuju ke arah pantai yang banyak batu-batu karang.

Saat ditengah perjalanan, heboh di kerajaan bahawa sang putri telah hilang, sehingga baginda Raja memerintahkan prajurit mencari putrinya.

Prajurit pun tanggap bahawa sang putri diperkirakan lari ke arah tempat dia sering bermain bersama dayang-dayang, ya itu di sekitaran pusentase atau sumur raksasa itu (kala itu belum seperti saat ini).

Ternyata dugaan prajurit benar, salah satu kakak Yama More yang ikut mencari sang putri langsung berteriak melihat Yama More dalam pelariannya.

Sata berlari kencang Yamamore mendapat bisikan ketika melitasi sumur kecil di sekitaran talaga.

"Yama more loncat ke lubang itu, lubang itu kemudian tertutup (lubang itulah yang diyakini berubah menjadi sumur raksasa)," cerita Jamrin.

Akhirnya Kerajaan di Towale diperangi karena mengingkari jannji, maka sejak itulah hilangnya Yama More, Pusentasi atau sumur raksasa yang diyakini adalah tempat Yama More bersembunyi.

Bahkan orang tua dulu kata Sejarawan Jamrin sering melihat putri cantik muncul di sekitaran sumur itu, dia diyakini adalah Putri Yama More yang melarikan diri.

Untuk Sekedar diketahui, sumur raksasa ini juga dikenal sebutan pusat laut, awalnya lokasi ini tidak ditembok, namun seiring berjalannya waktu lokasi kemudian dipasang tembok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun