Karena kasihan dengan ayahnya yang seorang raja Towale, Yama More menerima lamaran Raja Dombu dari Gawalise (saat ini adalah sebuah wilayah di Kota Palu).
Meski menerima lamaran, Yama More mengajukan dua syarat ke Raja Dombu agar pernikahan bisa berlangsung.
Syarat itu, Yama More minta Raja Dombu merubah kain warna hitam jadi putih dan mencabut rumpun bamboo di sebuah pulau kecil tanpa menyentuh tanah.
Raja Dombu mengambil selembar kain hitam yang disediakan oleh sang putri, di cuci di Sungai dan apa yang terjadi, kain hitam jadih putih. Putri Yama More makin gusar.
Namun Putri meyakini syarakat terakhir tidak bisa dilakukan, namun hal diluar dugaan.
"Raja dombu mampu mencabut Bambu tanmpa menyentuh tanah, syaratpun terpenuhi, si raja Dombu berkata segera siapkan acara pernikahan," jelas Jamrin.
Saat ditengah perjalanan, heboh di kerajaan bahawa sang putri telah hilang, sehingga baginda Raja memerintahkan prajurit mencari putrinya.
Prajurit pun tanggap bahawa sang putri diperkirakan lari ke arah tempat dia sering bermain bersama dayang-dayang, ya itu di sekitaran pusentase atau sumur raksasa itu (kala itu belum seperti saat ini).
Ternyata dugaan prajurit benar, salah satu kakak Yama More yang ikut mencari sang putri langsung berteriak melihat Yama More dalam pelariannya.
Sata berlari kencang Yamamore mendapat bisikan ketika melitasi sumur kecil di sekitaran talaga.