Mohon tunggu...
sitti sarifa kartika kinasih
sitti sarifa kartika kinasih Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

ibu rumah tangga yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Out of the Box Mengatasi Krisis Air (Film Brave Blue World) Bagian 2

16 September 2023   15:58 Diperbarui: 21 September 2023   08:58 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini mereka memulai konsep pabrik kering dengan prioritas pada pabrik yang mengonsumsi banyak air dan pabrik yang beroperasi di wilayah dimana air menjadi isu penting seperti Meksiko. Jika industri mengikuti kepemimpinan ini, konsumsi air dunia untuk produksi bisa berkurang drastis sebanyak 90%, tergantung jenis industrinya. Semua orang harus sadar dan berkontribusi (Hans Ulrich Buchholz).

Di belahan dunia yang lain, di Tipupur, India terdapat beberapa perusahaan tekstil yang merupakan konsumen air terbesar. Sebagian besarnya adalah kontributor utama atas pencemaran wilayah. Meracuni air dengan pewarna, pemutih, dan bahan kimia lain yang telah membuat warganya kekurangan air bersih. Pada tahun 2010 pemerintah menuntut semua unit pencelupan dan pemutihan harus membersihkan atau menutup operasi, sehingga mengancam 55.000 pekerjaan. Akhirnya ada satu pemilik pabrik teksil di India selatan menemukan solusi yang berkelanjutan. Dia memberi contoh untuk pabrik lain di wilayah ini.

Sungai Noyyal berubah warna karena dilimpahi limbah-limbah yang tak dapat diolah. Apabila orang pergi ke sungai, mereka menderita banyak penyakit. Kaki nyeri seperti terbakar. Kini perusahaan Mr. S. Govindraju (Managing Director-Selvam Process) terus berusaha dan teknologinya terus diperbarui. Sungai yang berwarna dua dekade lalu, kini semuanya segar dan bersih, dan bebas limbah. Air dari proses pewarnaan termasuk pemutih, bahan kimia, dan garam, kini diolah, alih-alih langsung dibuang ke saluran air lokal.

Di Chennai, India yang merupakan sebuah kota berpenduduk 10 juta jiwa telah mengalami hal yang dulunya mustahil yaitu kelangkaan air. Pada saat kota kehabisan air minum, setiap orang mengincar air. Pada tahun ketika hujan tak turun sama sekali, air tanah tak ada dan air hujan sebelumnya tak diolah dengan baik, dan mereka tak terhubung sumber manapun. Banyak apartemen bergantung pada truk tanki air. Sampai pernah terjadi pemogokan truk tanki selama 4-5 hari. Mereka dibiarkan tanpa air sehingga hari demi hari kian memburuk.

Sumber: Netflix 
Sumber: Netflix 

Ada sebuah apartemen yang tidak seperti warga Chennai lain yang berisi hampir 200 keluarga. Para penghuninya menghindari membeli air mahal dari truk tangki air. Geetha Pavithra (Chennai Resident) menjelaskan bahwa sebagai ibu dia ingin memberikan hal penting seperti air bersih untuk anaknya. Dia menjelaskan alasan mengapa harus menampung air hujan dengan cara yang benar. Setelah terlatih, semua orang melakukannya. Sebagai komitmen masyarakat, mereka memutuskan tak akan membeli setetes air pun. Mereka memutuskan untuk meningkatkan instalasi pengolahan limbahnya, meningkatkan instalasi pengolahan airnya dan juga meningkatkan sistem tadah hujan mereka.

Semua air hujan yang jatuh melewati parit penampung air hujan yang akan mengarah ke sumur sehingga mereka memakai air dalam komplek mereka sendiri. Semua peningkatan itu telah memberi mereka hasil luar biasa. Di belakang apartemen ada taman hijau yang indah. Air untuk keperluan tersebut bukanlah air tanah. Itu adalah air yang digunakan kembali dari instalasi pengolahan limbah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mr. Prakash (Adora Apartments Facilities Manager). Taman bisa nampak hijau dan rimbun. Apabila masyarakat lain juga memiliki sistem seperti yang apartemen mereka punya, jelas akan membantu menyelesaikan krisis. Bagi masyarakat di apartemen tersebut, setiap tetes air sangat berharga, sehingga mereka tidak menyia-nyiakannya.

Sumber: Netflix 
Sumber: Netflix 

Di Leeuwarden, Belanda terdapat sebuah grup bernama The Dutch Water Alliance yang telah memperkenalkan teknologi terobosan yang memungkinkan untuk mendaur ulang air di dalam rumah. The Hydraloop adalah sistem pendaur ulang air limbah perumahan. Sistem ini mendaur ulang air bekas mandi dan mesin cuci. Memurnikannya agar dapat digunakan lagi untuk menyiram toilet, untuk mesin cuci, kebun, dan kolam renang. Menciptakan cara baru inovatif untuk membersihkan air. Menggunakan 6 teknik yang ada dan menggabungkannya menjadi satu. Semuanya teknik sederhana untuk mengolah air menjadi bersih, jernih, dan aman, dan sudah mendapat pengesahan standar internasional tertinggi untuk bisa digunakan lagi (Sabine Stuiver, co-founder Hydraloop Systems).

Visi mereka adalah dalam 20 tahun tak ada rumah yang dibangun tanpa sistem daur ulang air. Dalam 10 tahun kedepan, akan ada 8,5 miliar orang di planet ini, dan apabila 5 persennya saja berupaya untuk mendaur ulang air di rumah mereka, itu sudah akan mengurangi kebutuhan serapan air di planet ini. Itulah kekuatan daur ulang air perumahan (Sabine Stuiver).

Jan-Willem Schoonen dan Linda Kampschreur (home-owner di Leeuwarden) menceritakan bahwa dalam satu bulan, mereka dapat menghemat hingga 3.000 liter air. Itu jumlah air yang banyak. Setiap tahun, mereka menghemat hingga 30.000 liter air. Menurut mereka, apabila manusia tak segera memulai hidup berkelanjutan, dimana air pun bagian dari itu, maka kelak hal itu akan menjadi bencana yang pada akhirnya berakibat ke seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun