Mohon tunggu...
sitti sarifa kartika kinasih
sitti sarifa kartika kinasih Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

ibu rumah tangga yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Out of the Box Mengatasi Krisis Air (Film Brave Blue World) Bagian 2

16 September 2023   15:58 Diperbarui: 21 September 2023   08:58 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang film "Brave Blue World" yang kisah-kisahnya sangat menarik mengenai keberhasilan banyak orang di beberapa belahan dunia. Mereka yang peduli terhadap kondisi kelangkaan air dan air buangan limbah yang telah merusak kehidupan sekitar. Film ini disutradarai oleh Tim Neeves & Alexander Whittle dan dinarasikan oleh Liam Neeson.

Pada bagian tengah film ini menceritakan tentang kondisi di Orange County, Amerika Serikat. Di pantai Pasifik California, terjadi pemakaian air yang berlebih, akibat peningkatan populasi dan permintaan industri, yang menyebabkan kelangkaan besar, memaksa pemerintah untuk waspada. Cara lama dengan menyalurkan air dari luar ke dalam wilayah itu bukan lagi pilihan bagus.

Di California selatan, iklimnya sangat kering. Mereka terbiasa dengan gaya hidup dan pemakaian air yang banyak, tetapi mengandalkan sumber air luar yaitu dari California Utara, dan dari sungai Colorado, melalui saluran air yang dipasang puluhan tahun lalu. Saat mulai melihat ke depan, populasi kian bertambah dan sumber luar tersebut terpengaruh kemarau. Aquaduk Colorado mengalirkan air dari sungai Colorado ke California selatan. Pemindahan air sangat butuh energi, mahal, dan kini tak mampu memenuhi permintaan California.

Orange County merupakan area pertanian yang luas. Daerah ini dipenuhi kebun jeruk, ladang kedelai. Ada persepsi lama tak hanya di California, tapi di sebagian besar AS, bahwa saat memakai air tanah yang merupakan sumber alami, biasanya terbebas dari kontaminasi, kualitas airnya pun sangat baik. Alam melakukannya untuk mereka. Namun presipitasi alami tidak lagi cukup. Ada cara buatan manusia untuk mengisi ulang akuifer agar berkelanjutan. Tim kerja yang dipimpin oleh Mehul Patel (Director of Water Production -- Orange County Water District) bekerja keras membujuk pemerintah, bahwa memakai air daur ulang untuk mengisi kembali akuifer akan memungkinkan Orange County menjamin persediaannya, dan menghindari kemarau lain.

Mehul Patel menjelaskan bahwa teknologi membran sangat baik dalam menghilangkan kontaminan. Memurnikan air yang dulunya dianggap tak bisa diolah. Manfaat dari program menyimpan air di bawah tanah yaitu mereka tak akan rugi. Mereka kehilangan lebih banyak dengan hanya menggunakan waduk besar atau danau, ada pengurangan 5% akibat penguapan. Dengan sistem membran, ada semacam pelindung alami yang melindunginya dari kontaminasi lingkungan. Semacam wadah penyimpanan yang sempurna. Wilayah tersebut bisa mendapat keuntungan geologis dengan memiliki akuifer alami di bawah tanah sebesar itu, yang selama mereka menjaganya, akan dapat menopang seluruh populasi.

Mayoritas kota-kota besar di dunia terus menghabiskan air tanah sementara pemerintah kesulitan menangani. Kota Meksiko dengan populasi 20 juta jiwa, tenggelam karena beratnya sendiri, menyebabkan jalan dan bangunan runtuh. Bergantung pada pemerintah untuk memecahkan masalah tidaklah cukup. Industri harus bangkit untuk ikut serta dalam agenda pemecahan masalah.

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Menyumbang investasi pada teknologi memakai, mendaur ulang, dan menghemat air, agar generasi mendatang tidak kesulitan. Produksi industri kerap melibatkan pemakaian air berskala besar. Industri kosmetik bukan pelanggar terbesar, tetapi inovasi telah dimulai, yang bisa mempengaruhi penggunaan air di banyak area produksi. Membersihkan peralatan secara berkala adalah bagian paling boros air, maka di sinilah tempat perusahaan kosmetik, L'Oreal, membuat perubahan terbesar mereka.

Bagi perusahaan, air adalah hal penting karena mereka butuh untuk beroperasi secara efektif. Di kawasan dimana air sangat penting, mereka berusaha untuk mengurangi dampak. Mereka  memakai kembali air yang tak bisa dikurangi pemakaiannya, mendaur ulang. Efisiensi air tidaklah cukup. Pada akhir tahun 2018 mereka memiliki 12 pabrik yang beroperasi dengan air daur ulang. Berdasarkan pengalaman positif sistem daur ulang, mereka mendorong sistem lebih jauh, mengembangkan konsep 'pabrik kering'. Yakni bahwa 100% kebutuhan air untuk proses industri berasal dari pemakaian kembali air daur ulang (Hans Ulrich Buchholz -- Environmental Compliance Manager L'Oreal).

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Saat ini mereka memulai konsep pabrik kering dengan prioritas pada pabrik yang mengonsumsi banyak air dan pabrik yang beroperasi di wilayah dimana air menjadi isu penting seperti Meksiko. Jika industri mengikuti kepemimpinan ini, konsumsi air dunia untuk produksi bisa berkurang drastis sebanyak 90%, tergantung jenis industrinya. Semua orang harus sadar dan berkontribusi (Hans Ulrich Buchholz).

Di belahan dunia yang lain, di Tipupur, India terdapat beberapa perusahaan tekstil yang merupakan konsumen air terbesar. Sebagian besarnya adalah kontributor utama atas pencemaran wilayah. Meracuni air dengan pewarna, pemutih, dan bahan kimia lain yang telah membuat warganya kekurangan air bersih. Pada tahun 2010 pemerintah menuntut semua unit pencelupan dan pemutihan harus membersihkan atau menutup operasi, sehingga mengancam 55.000 pekerjaan. Akhirnya ada satu pemilik pabrik teksil di India selatan menemukan solusi yang berkelanjutan. Dia memberi contoh untuk pabrik lain di wilayah ini.

Sungai Noyyal berubah warna karena dilimpahi limbah-limbah yang tak dapat diolah. Apabila orang pergi ke sungai, mereka menderita banyak penyakit. Kaki nyeri seperti terbakar. Kini perusahaan Mr. S. Govindraju (Managing Director-Selvam Process) terus berusaha dan teknologinya terus diperbarui. Sungai yang berwarna dua dekade lalu, kini semuanya segar dan bersih, dan bebas limbah. Air dari proses pewarnaan termasuk pemutih, bahan kimia, dan garam, kini diolah, alih-alih langsung dibuang ke saluran air lokal.

Di Chennai, India yang merupakan sebuah kota berpenduduk 10 juta jiwa telah mengalami hal yang dulunya mustahil yaitu kelangkaan air. Pada saat kota kehabisan air minum, setiap orang mengincar air. Pada tahun ketika hujan tak turun sama sekali, air tanah tak ada dan air hujan sebelumnya tak diolah dengan baik, dan mereka tak terhubung sumber manapun. Banyak apartemen bergantung pada truk tanki air. Sampai pernah terjadi pemogokan truk tanki selama 4-5 hari. Mereka dibiarkan tanpa air sehingga hari demi hari kian memburuk.

Sumber: Netflix 
Sumber: Netflix 

Ada sebuah apartemen yang tidak seperti warga Chennai lain yang berisi hampir 200 keluarga. Para penghuninya menghindari membeli air mahal dari truk tangki air. Geetha Pavithra (Chennai Resident) menjelaskan bahwa sebagai ibu dia ingin memberikan hal penting seperti air bersih untuk anaknya. Dia menjelaskan alasan mengapa harus menampung air hujan dengan cara yang benar. Setelah terlatih, semua orang melakukannya. Sebagai komitmen masyarakat, mereka memutuskan tak akan membeli setetes air pun. Mereka memutuskan untuk meningkatkan instalasi pengolahan limbahnya, meningkatkan instalasi pengolahan airnya dan juga meningkatkan sistem tadah hujan mereka.

Semua air hujan yang jatuh melewati parit penampung air hujan yang akan mengarah ke sumur sehingga mereka memakai air dalam komplek mereka sendiri. Semua peningkatan itu telah memberi mereka hasil luar biasa. Di belakang apartemen ada taman hijau yang indah. Air untuk keperluan tersebut bukanlah air tanah. Itu adalah air yang digunakan kembali dari instalasi pengolahan limbah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mr. Prakash (Adora Apartments Facilities Manager). Taman bisa nampak hijau dan rimbun. Apabila masyarakat lain juga memiliki sistem seperti yang apartemen mereka punya, jelas akan membantu menyelesaikan krisis. Bagi masyarakat di apartemen tersebut, setiap tetes air sangat berharga, sehingga mereka tidak menyia-nyiakannya.

Sumber: Netflix 
Sumber: Netflix 

Di Leeuwarden, Belanda terdapat sebuah grup bernama The Dutch Water Alliance yang telah memperkenalkan teknologi terobosan yang memungkinkan untuk mendaur ulang air di dalam rumah. The Hydraloop adalah sistem pendaur ulang air limbah perumahan. Sistem ini mendaur ulang air bekas mandi dan mesin cuci. Memurnikannya agar dapat digunakan lagi untuk menyiram toilet, untuk mesin cuci, kebun, dan kolam renang. Menciptakan cara baru inovatif untuk membersihkan air. Menggunakan 6 teknik yang ada dan menggabungkannya menjadi satu. Semuanya teknik sederhana untuk mengolah air menjadi bersih, jernih, dan aman, dan sudah mendapat pengesahan standar internasional tertinggi untuk bisa digunakan lagi (Sabine Stuiver, co-founder Hydraloop Systems).

Visi mereka adalah dalam 20 tahun tak ada rumah yang dibangun tanpa sistem daur ulang air. Dalam 10 tahun kedepan, akan ada 8,5 miliar orang di planet ini, dan apabila 5 persennya saja berupaya untuk mendaur ulang air di rumah mereka, itu sudah akan mengurangi kebutuhan serapan air di planet ini. Itulah kekuatan daur ulang air perumahan (Sabine Stuiver).

Jan-Willem Schoonen dan Linda Kampschreur (home-owner di Leeuwarden) menceritakan bahwa dalam satu bulan, mereka dapat menghemat hingga 3.000 liter air. Itu jumlah air yang banyak. Setiap tahun, mereka menghemat hingga 30.000 liter air. Menurut mereka, apabila manusia tak segera memulai hidup berkelanjutan, dimana air pun bagian dari itu, maka kelak hal itu akan menjadi bencana yang pada akhirnya berakibat ke seluruh dunia.

Daur ulang air bahkan merupakan bagian penting dari program NASA. Mengirim air ke Stasiun Luar Angkasa Internasional tentu sangatlah mahal. Sepuluh ribu dolar per liter untuk membawanya ke sana. Maka dari itu di Stasiun Luar Angkasa Internasional saat ini, satu-satunya sumber air adalah urine daur ulang dan kondensat kelembapan daur ulang. Yaitu air dari dalam napas yang dihasilkan dari menyantap makanan. Wow, hebat! Walaupun agak ngeri-ngeri sedap ya. Mari lihat film-nya di netflix ^_^

NASA telah mengembangkan teknologi yang meniru fungsi usus kecil. Usus kecil punya kemampuan regenerasi. Mereka ke laboratorium untuk memakai rekayasa genetika dan berbagai teknik lain kemudian menerapkannya pada pembuatan membran untuk mendaur ulang air. Maka mereka bisa membawa segelas air, dan hanya itu yang mereka butuhkan. Mereka dapat terus mendaurnya ulang.

Teknologi telah menunjukkan bahwa kita sesungguhnya dapat memecahkan krisis air. Menurut Kimberly Kupiecki (Global Leader Sustainability Dupont) pemecahan masalah krisis air lebih membutuhkan dukungan keuangan, politik, dan kebijakan. Perencanaan wilayah dan kota dibutuhkan dalam hal ini.

Cate Lamb (Director, Water Security Carbon Disclosure Project) mengusulkan sebuah ide bagus. Menurutnya, bank-bank mengendalikan dua pertiga uang dunia. Jika bank-bank tersebut mampu menjadikan persyaratan dalam setiap pinjaman yang mereka berikan pada nasabahnya harus ada kepedulian pada air, maka itu bisa menjadi kesempatan luar biasa dalam mendukung kelestarian air.

Film ini sangat bagus untuk ditonton bareng ya. Inspiring banget! Film ini juga sudah mempunyai website sendiri ya, bisa dilihat di laman ini https://www.braveblue.world/

Tulisan bagian pertama bisa dibaca di link berikut https://www.kompasiana.com/sittikinasih/650324eb08a8b52532108622/out-of-the-box-mengatasi-krisis-air-film-brave-blue-world-bagian-1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun