[caption id="attachment_402205" align="aligncenter" width="420" caption="Anak-anak SD di Sesean pulang sekolah"]
[caption id="attachment_402206" align="aligncenter" width="305" caption="Anggrek hutan di sebuah pohon"]
[caption id="attachment_402210" align="aligncenter" width="420" caption="Seorang pengendara motor berhenti memotret awan di RM Panorama"]
[caption id="attachment_402208" align="aligncenter" width="420" caption="Hamparan awan dan kabut pagi hari di sebuah kelokan jalan Poros Makale"]
Kain Toraja
[caption id="attachment_402211" align="aligncenter" width="420" caption="Nenek penenun kain di Galugu Dua dan dua bersaudari penenun nan ramah"]
[caption id="attachment_402212" align="aligncenter" width="420" caption="Salah satu motif tenun Toraja"]
Kalau Anda suka mengoleksi atau mengenakan kain Nusantara, sempatkan ke desa tenun di Galugu Dua. Harga kain disini jelas jauh lebih murah bila dibandingkan dengan toko kerajinan di pusat kota. Tak banyak penenun yang membuka tokonya di sini. Saya dapati hanya tiga toko yang buka. Keindahan kainnya sangat memukau bila dibandingkan dengan harganya. Jangan ragu untuk membeli kain di sini, hitung-hitung demi meningkatkan perekonomian perempuan-perempuan penenun di Toraja.
Kuliner
[caption id="attachment_402213" align="aligncenter" width="420" caption="Nasi goreng seafood dan udang bakar di RM Arum Pala di daerah Pare-Pare yang pemandangannya menghadap laut"]
[caption id="attachment_402214" align="aligncenter" width="420" caption="Mie titi"]
[caption id="attachment_402215" align="aligncenter" width="420" caption="Pisang goreng bertabur keju dan gula palem"]
[caption id="attachment_402216" align="aligncenter" width="305" caption="Jalangkote, sejenis pastel khas Toraja"]
Saya pecinta kopi dan ke Toraja tentu jadi kesempatan menyenangkan untuk memuaskan nyeruput kopi asli di tanah asalnya. Di Jakarta, saya jarang minum kopi hitam karena saya kurang suka kopi hitam instan, apalagi kopi Starbucks. Ini bukan lantaran anti-Amerika sih, tapi lebih karena sayang duit buat “ngopi-ngopi tjantik” di Starbucks padahal saya bukan pemburu wi-fi gratis di situ macam alay masa kini. Hehehe...
[caption id="attachment_402217" align="aligncenter" width="420" caption="Jeruk bali di Pare-Pare"]