Mohon tunggu...
Sitta Taqwim
Sitta Taqwim Mohon Tunggu... profesional -

Pejalan, pemintal kata, tukang potret, pecinta Bangunan kuno, gunung dan matahari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejak Jakarta (2): Museum Sumpah Pemuda, Sumpah Aku Muda!

16 Maret 2014   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_326798" align="aligncenter" width="384" caption="Anggota Pemuda Indonesia cabang Bandung berpose di depan stasiun Weltevreden (Gambir)"]

139495918945068838
139495918945068838
[/caption]



Satu hal menarik, meski di zaman revolusi banyak sekali perkumpulan pemuda yang eksis, mereka semua punya satu cita-cita: menjadi bangsa yang merdeka. Keragaman latar suku dan agama tak membuat mereka tawuran. Pemuda romantis di masa itu, mungkin adalah pemuda yang berperang demi kemerdekaan. Kalau sekarang? Hehehe...

Saya hanya menghabiskan satu jam di museum kecil ini. Satu jam yang melemparkan saya ke lika-liku pemuda nasionalis tempo dulu memperjuangkan idealismenya. Bung Karno pernah berkata: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”




[caption id="attachment_326799" align="aligncenter" width="384" caption="Peserta Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928 (sumber foto: Wikipedia)"]

13949592481313337038
13949592481313337038
[/caption]

[caption id="attachment_326802" align="aligncenter" width="252" caption="Saya di Museum Sumpah Pemuda"]

13949593111880593241
13949593111880593241
[/caption]



Jadi, apa yang kau perjuangkan? Wahai, anak muda!

Referensi:

1.Situs Museum Sumpah Pemuda

2.“Polisi Zaman Hindia Belanda, dari Kepedulian dan Ketakutan”, Marieke Bloembergen, Penerbit Buku Kompas, Januari 2011

3.Situs wikipedia

4.Artikel Tim Pustaka Jawatimuran, 15 Mei 2012, “W.R. Soepratman, Sejarah Perjuangan” dari koleksi Deposit Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Teropong, Edisi 18, Juli–Agustus 2004, halaman 37

5.“Memata-matai Kaum Pergerakan, Dinas Intelijen Politik Hindia-Belanda 1916–1934”, Allan Akbar, Penerbit Marjin Kiri, Maret 2013.

6.Artikel di situs nationalgeographic.co.id “Haji Agus Salim Terapkan Homeschooling”, 20 Oktober 2013.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun