Mohon tunggu...
Sitta Taqwim
Sitta Taqwim Mohon Tunggu... profesional -

Pejalan, pemintal kata, tukang potret, pecinta Bangunan kuno, gunung dan matahari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejak Jakarta (2): Museum Sumpah Pemuda, Sumpah Aku Muda!

16 Maret 2014   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Lagu gubahan Supratman yang terakhir berjudul "Matahari Terbit". Pada awal Agustus 1938, ia ditangkap polisi Hindia-Belanda saat memainkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM (Nederlands-Indische Radio Omroep Maatschappij, sekarang RRI) Jalan Embong MalangSurabaya. Ia ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya hingga meninggal pada 17 Agustus1938 karena sakit. Kata-kata terakhirnya: “Nasipkoe soedah begini. Inilah yang disoekai oleh Pemerintah Hindia Belanda. Biar saja meninggal, saja iclas. Saja toh soedah beramal, berdjoang, dengan tjarakoe, dengan biolakoe. Saja yakin Indonesia pasti merdeka”.



Lepas dari pendapat van der Plas yang mengatakan lagu negara kita sebagai “wujud selera buruk terhadap musik”, bagi saya.. violis Wage mencintai negerinya dengan cara yang tidak wagu.



Banyak Jong Sedikit Tawuran

Pemerintah Hindia-Belanda selalu mengawasi dengan ketat kegiatan rapat pemuda. Pemerintah memang mengakui hak penduduk di atas 18 tahun mengadakan perkumpulan dan rapat. Tentu saja, pemerintah kolonial berhak sewaktu-waktu memberlakukan  larangan mengadakan rapat. Apalagi pertemuan yang dianggap menentang pemerintah. Setiap pertemuan harus mendapat izin polisi. Setelah itu, rapat dalam pengawasan penuh ARD (Algemeene Recherche Dienst), semacam dinas intelijen politik. Rumah Kramat 106 selalu dalam kuntitan dinas intelijen ini.



[caption id="attachment_326793" align="aligncenter" width="384" caption="Para pemimpin Pandu Hizbul Wathan pada 1922"]

13949589671840352568
13949589671840352568
[/caption]

[caption id="attachment_326794" align="aligncenter" width="384" caption="Kepanduan Muhammadiyah Cabang Madiun"]

1394959010566343913
1394959010566343913
[/caption]

[caption id="attachment_326795" align="aligncenter" width="378" caption="Anggota Penuntun Kepanduan Jong Java membawa sepeda dan perlengkapannya di depan Indonesische Clubgebouw siap menuju tempat latihan di Bogor."]

13949590482139869347
13949590482139869347
[/caption]



Kongres Pemuda Pertama pada 30 April–2 Mei 1926 membahas gagasan persatuan Indonesia dan kemungkinan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Sementara Kongres Pemuda Kedua pada 27–28 Oktober 1928 ternyata digelar di tiga tempat, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop dan Gedung Kramat 106. Kongres yang dipimpin Sugondo Djojopuspito dengan sekretaris Muhammad Yamin itu membahas peranan pendidikan kebangsaan dan kepanduan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan.

ARD saat itu tidak memandang Kongres Pemuda pada Oktober 1928 sebagai hal yang istimewa. Dalam ulasan pengawasan polisional-politik Oktober 1928, kongres tersebut dicatat sebagai “tidak penting”. ARD di tahun-tahun itu lebih mengarahkan fokusnya pada Perhimpunan Indonesia, kumpulan mahasiswa nasionalis di Belanda. Di Hindia Belanda, ancaman paling besar bagi ARD adalah Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) pimpinan Bung Karno.



[caption id="attachment_326796" align="aligncenter" width="384" caption="Jong Islamieten Bond, dibentuk di Yogyakarta pada 1 Januari 1925 dengan H. Agus Salim selaku penasihat"]

13949591141637379516
13949591141637379516
[/caption]

[caption id="attachment_326797" align="aligncenter" width="384" caption="Pemuda Indonesia di Den Haag"]

13949591481531014422
13949591481531014422
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun