Mohon tunggu...
Sitta Taqwim
Sitta Taqwim Mohon Tunggu... profesional -

Pejalan, pemintal kata, tukang potret, pecinta Bangunan kuno, gunung dan matahari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kotagede: Kota Sepeda, Raja, dan Kawula

27 Agustus 2014   21:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:22 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_355586" align="aligncenter" width="448" caption="Bagian dalam Sendang Saliran Putri"]

14091228842031202173
14091228842031202173
[/caption]

Matahari yang pemarah biasanya luluh dirayu air mata hujan. Seperti saya yang moody, langit yang tadinya bikin ubun-ubun berasap, mendadak muram. Sebentar lagi hujan. Saya putuskan cukup mengukur jalanan Kotagede. Saya harus kembali ke Malioboro yang sesak, mencari penginapan. Tepat usai saya masuk ke Homestay Dewi, hujan deras mengguyur Ngayogyakarta Hadiningrat.

Minggu jam enam pagi, saya sudah di halte TransYogya menuju Kotagede lagi. Kang Sarman si penjaja soto bilang, sepanjang jalan Kemasan dan Mondorakan bertebaran bangunan-bangunan kuno nan cantik. Kotagede memang wilayah kota tua. Kabarnya, ada 170 obyek cagar budaya di Kotagede. Oh, hampir lupa.. Kotagede juga merupakan pusat kerajinan perak. Tapi berhubung saya tak doyan wisata belanja, target buruan saya hanya foto-foto bangunan tua. Pagi itu, saya ingin menjepret lebih banyak bangunan kuno yang kemarin terlewat karena kepanasan.

[caption id="attachment_355587" align="aligncenter" width="464" caption="Pertigaan jalan Kemasan ini jadi spot favorit saya"]

14091229181380320911
14091229181380320911
[/caption]

[caption id="attachment_355588" align="aligncenter" width="461" caption="Pulang dari pasar"]

14091229471745847364
14091229471745847364
[/caption]

[caption id="attachment_355591" align="aligncenter" width="448" caption="Dokar melintas di pertigaan jalan Kemasan"]

14091230731642529596
14091230731642529596
[/caption]

[caption id="attachment_355592" align="aligncenter" width="448" caption="Sebuah rumah di dekat pasar Kotagede"]

14091231001933424015
14091231001933424015
[/caption]

[caption id="attachment_355593" align="aligncenter" width="448" caption="Iring-iringan remaja bersepeda di Minggu pagi di jalan Kemasan"]

14091231251845251606
14091231251845251606
[/caption]

[caption id="attachment_355594" align="aligncenter" width="448" caption="Penjual belut dan lele di jalan Kemasan "]

1409123158922241607
1409123158922241607
[/caption]

[caption id="attachment_355595" align="aligncenter" width="448" caption="Bersepeda mini di Minggu pagi"]

1409123179234100516
1409123179234100516
[/caption]

Pasar tradisional selalu menarik buat saya. Tak ada yang tak bisa dipotret dari sebuah pasar tradisional. Seperti saya bilang tadi, saya tak suka keramaian kota, tapi saya tak keberatan dengan pasar tradisional. Sejak saya kecil, ibu saya selalu bilang, kunjungi pasar tradisional di sebuah kota. Di pasar tradisional, kita bisa melihat karakter orang-orang penghuni kota itu.

[caption id="attachment_355597" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Legi Kotagede"]

140912321394167473
140912321394167473
[/caption]

[caption id="attachment_355598" align="aligncenter" width="448" caption="Photo Panorama di pasar Kotagede, lokasi favorit para bapak menunggu istri yang berbelanja"]

14091232311839169872
14091232311839169872
[/caption]

[caption id="attachment_355599" align="aligncenter" width="448" caption="Ikut ibu berjualan di pasar "]

14091232561408049143
14091232561408049143
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun