Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu Jangan Pergi Sebelum Aku Pulang

6 April 2024   14:52 Diperbarui: 9 April 2024   01:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Dokpri Penulis saat Ibu masa kritis di R.S)

(Oleh : Poloria Sitorus)

Ibu---

kehidupan telah membawaku pergi jauh

begitu jauh dari kehidupanmu.

Lelaki yang telah meminangku

memintaku dari hadapanmu

lalu kami melangkah bersama

meniti masa depan kami di tanah rantau

jauh dari jangakauanmu

jauh dari tatatapanmu

jauh dari dekapanmu, Ibu.

Malam-malam yang hening

sering pipi ini basah oleh airmata rindu

kerinduan yang sulit diungkapkan padamu, Ibu

Ibu, kurindukan hari-hari bersamamu

saat kita menyiangi padi di sawah

dengan bahasamu yang selalu penuh kasih

nasihatmu penuh arti dan makna kehidupan.

Ibu, maafkan daku puteri kecilmu

yang kini melangkah begitu jauh darimu

sering aku lalai oleh kesibukan duniawi

hingga tak sempatkan diri

bahkan sekadar untuk menayai kabarmu.

Oh, Ibu---

maafkan daku puteri kecilmu

sering tak sengaja melukai mata hatimu.

Ibu---

maafkan daku

yang oleh riuh lumpur kehidupan

sering aku lupakan dirimu yang kini semakin menua

di antara langkah kakimu yang kian gemetar

seharusnya ada tangan kecilku yang memapahmu

maafkan daku Ibu,

yang tak bisa membalas semua pengorbananmu.

Meski sungguh, saat ini betapa daku ingin datang ke pelukmu

ingin kurasakan lagi hangat peluk kasihmu

ingin kukecup keningmu begitu lama, Ibu

demi melepas kerinduan yang membuncah di dadaku.

Ibu, nantikan aku pulang dari rantau

kumohon jangan pergi sebelum aku pulang.

**

Samarinda, 19 November 2022

Penulis adalah seorang Ibu Rumahtangga yang saat ini berdomisili di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Seorang istri yang sangat dicintai suaminya. Dan menjadi Ibu yang sangat beruntung dikirimkan 3 putera yang bagaikan Bulan dan Matahari di kehidupanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun