Doa Kami untuk (Almarhum) Brigadir J.
(Oleh : Poloria Sitorus)
Alam memberi tanda
langit mendung
dan tiba-tiba petir menggelegar!
Hujan pun turun begitu deras
barangkali demikian pilu tangisan dari seorang ibunda
yang nyawa anaknya direnggut dengan kejam
oleh si Penguasa Keji itu!
Hari-hari yang menyesakkan dada
Ibunda, Ayahanda, sanak-saudara
dan seluruh masyarakat Indonesia
menanti keadilan nyata untuk ditegakkan---
tapi, lagi-lagi para Penguasa Keji itu
hanya mempertontonkan SANDIWARA.
Apa mereka pikir---
NYAWA seorang anak manusia hanya sebagai 'permainan'?
Di tengah keputusasaan kami, sebagai rakyat jelata
yang turut berbelasungkawa atas kematian
seorang Putera Bangsa yang dianiaya dengan kejam
kini, hanya doa yang terus kami panjatkan
Kepada Sang Khalik Langit dan Bumi
Sang Pemilik Segala Kehidupan---
"Semoga kebenaran dibuka atas Kehendak-NYA."
Dan jika 'tak ada lagi keadilan di Bumi ini
biarlah hanya DIA yang menghukum
Para Penguasa Keji itu di hari kematiannya nanti.
**
Samarinda, 30 Agustus 2022.
Catatan Kaki:
Puisi ini saya tulis atas dasar kekecewaan yang mendalam saat menonton berita Rekonstruksi Pembunuhan terhadap Brigadir J. yang dipertontonkan oleh Geng Sambo seolah-olah sebagai sebuah Sandiwara yang tiada habisnya.
Puisi ini mewakili rintihan hati seorang Ibu. Dan kiranya TUHAN-lah yang membalas semua perbuatan keji orang-orang yang telah berbuat zalim kepada (almarhum) Brigadir J. dan keluarga yang hingga kini menanti KEADILAN.
Penulis adalah seorang Ibu Rumahtangga yang turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya kepada Keluarga (alm) Brigadir Yosua atas perlakuan dan ketidakadilan yang dipertontonkan oleh Para Penguasa Keji itu terhadap mereka.
Salam Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI