Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Selamatkan Anak-anak Kita! Kenali dan Cegah Pneumonia Sejak Dini!

20 Desember 2018   14:33 Diperbarui: 23 Desember 2018   13:37 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto dokpri penulis bersama suami dan ibu mertua saat masih hamil anak pertama)

"Anakhonhi do hamoraon di ahu"---adalah salah satu filosofi masayarakat Sumatera Utara tentang anak. Jika diterjemahkan secara harfiah---"anakku adalah harta bagiku", begitulah kira-kira makna sederhananya dari filosofi tersebut. Barangkali dalam adat budaya yang lain, ada filosofi serupa dengan bahasa yang berbeda. 

Setiap pasangan menikah, dalam adat budaya apapun itu, tentu mengharapkan dianugerahi anak. Sebab anak adalah generasi penerus, baik bagi silsilah orangtuanya, ataupun bagi Bangsa serta penerus peradaban manusia di muka Bumi ini. Oleh sebab itu, sepatutnya setiap anak mendapat perawatan prima terutama dari orangtuanya, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan.

Sejak bayi dilahirkan (bahkan sejak dalam kandungan) masih sangat rentan terhadap serangan virus penyebab berbagai penyakit, salah satunya adalah pneumonia.

Bagi sebagian besar orangtua, istilah pneumonia mungkin masih terdengar asing. Penulis sendiri baru mengetahui tentang istilah pneumonia belum lama ini dari beberapa informasi yang dishare oleh akun media sosial Kantor Berita Radio (KBR).

Fakta mnegejutkan, bahwa ternyata menurut data WHO, pneumonia merupakan penyebab 16% kematian di dunia. Di Indonesia sendiri, dua hingga tiga bayi meninggal setiap jamnya disebabkan oleh pneumonia. Lebih fatal lagi jika pneumonia ini menyerang bayi di bawah lima tahun. Sebagaimana dilansir oleh CNN, diperkirakan terjadi sekitar 2 juta kasus per tahunnya di Indonesia. 

Pneumonia merupakan kasus infeksi yang sangat serius terutama jika dialami oleh bayi di bawah lima tahun. Mirisnya, pneumonia ini merupakan kasus yang masih sering terjadi. Bahkan di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika pun angka kematian akibat pneumonia masih sangat tinggi. Dan angka ini meningkat dari tahun ke tahun. 

Apa itu Pneumonia ?

Pneumonia atau sering disebut radang paru-paru merupakan infeksi yang menimbulkan peradangan di salah satu atau kedua paru-paru yang dapat berisi cairan atau lendir. Pneumonia dalam bahasa awam sering disebut sebagai penyakit paru-paru basah. 

Secara umum pneumonia terjadi akibat menurunnya mekanisme ketahanan tubuh atau sistem imunitas yang melemah akibat serangan virus phatogen (penyebab penyakit). Timbulnya penyakit ini bisa disebabkan oleh virus,  bakteri, jamur atau protozoa dan riketsia (www.hellosehat.com). 

Salah satu penyebab utama penyakit pneumonia ini adalah bakteri pneumokokus. Bahkan ironisnya lagi, penyakit ini bisa terjadi pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan pecahnya ketuban sebelum waktunya (ketuban pecah dini) sehingga menyebabkan terjadinya infeksi pada air ketuban. Janin/bayi yang terendam dalam air ketuban yang telah terinfeksi dan menghirupnya sangat rentan terhadap pneumonia. Akibatnya sangat fatal jika tidak segera diatasi dengan serius oleh tim kesehatan profesional di bidangnya.

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan potensi bayi terserang pneumonia ini adalah bayi kurang gizi, misalnya tidak mendapat ASI eksklusif, bayi yang terkena campak, bayi yang tertular HIV dari orangtuanya, bayi baru lahir yang tinggal di pemukiman kotor dengan sanitasi buruk, bayi dengan perawatan buruk dan bayi yang sering terpapar polusi udara seperti asap rokok, asap kenderaan, dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun