Program Ekonomi Kreatif yang kedua adalah Nawa Karsa Gresik Lestari yang point pentingnya adalah revitalisasi wisata Kota Tua Bandar Grissee. Dulunya Bandar Grissee adalah pusat pelabuhan perdagangan pertama di Indonesia alasan Gresik disebut kota bandar juga karena disini banyak sekali pelabuhan. Di Bandar Grissee dipecah menjadi 5 kampung yaitu Kampung Peranakan, Kampung Kolonial, Kampung Pecinan, Kampung Pribumi, dan Kampung Arab.
Tiap kampung memiliki keunikanya masing masing. Di kampung kolonial pasti ada bangunan khas belanda yaitu GNI yang sekarang sudah dijadikan cagar budaya. Selanjutnya kampung pribumi yang dihuni warga asli Gresik. Kemudian Kampung Pecinan ada kelenteng. Terakhir Kampung Arab terdapat Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim. Di Kampung Peranakan terdapat Wisata batik Gajah Mungkur sudah satu abad berdiri kejayaan Rumah Gajah Mungkur masih tidak padam bahkan menjadi ikon kejayaan perdagangan Gresik.
Masih banyak sekali output dari ekonomi kreatif di Gresik namun tantanganya beberapa masih belum menemukan pasarnya. Kesulitan ini karena para pengraji juga yang masih belum melek akan dunia digital dan masih minimnya dukungan setempat. Peran kita sebagai Gen Z yang sudah melek akan teknologi pastinya kita dapat membantu para pengrajin untuk mempromosikan di semua platform media sosial supaya output-output Gresik juga dapat dikenal di kancah Nasional dan Internasional.
   Â