Mohon tunggu...
siti umiati
siti umiati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa UIN Raden Mas Said aktif pendidikan agama islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak Artificial Intelligencem (AI) Dalam Kehidupan Menurut Pandangan Hadis

13 Desember 2024   05:40 Diperbarui: 13 Desember 2024   05:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI (Artificial Intelligence) 

AI (Artificial Intelligence) atau sering disebut dengan Kecerdasan Buatan merupakan bagian dari ilmu komputer yang menekankan pada penciptaan sistem atau mesin yang dapat meniru kecerdasan manusia. AI juga sering digunakan sebagai alat untuk mengerjakan tugas-tugas yang umumnya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti memahami bahasa, mengenali pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah.

Dampak kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan menurut pandangan hadis sangat penting untuk dibahas karena teknologi AI semakin hari semakin menyatu dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi. AI juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Namun, sebagai umat Islam, kita seharusnya tidak hanya memandang kemajuan teknologi dari sisi duniawi, tetapi juga dari perspektif agama. Islam adalah agama yang komprehensif, memberikan arahan untuk setiap aspek kehidupan termasuk dalam penggunaan teknologi. AI dapat menjadi alat yang berguna jika dimanfaatkan sebaik mungkin, namun juga bisa berbahaya jika disalah gunakan. Dengan lebih memahami ilmu agama, kita dapat memastikan bahwa teknologi seperti AI digunakan untuk tujuan yang positif dan tidak menyimpang dari syariat. 

Dalam ajaran Islam, setiap tindakan memiliki implikasi moral. Meskipun AI sangat canggih, ada juga orang yang menyalah gunakan AI untuk tindakan yang merugikan, seperti menyebarkan kabar bohong, mengawasi orang lain, atau melanggar hak privasi. Dengan memahami hadis yang menekankan pentingnya etika, kita dapat melindungi diri dari perilaku yang merugikan orang lain. Setiap teknologi bersifat netral, nilai positif atau negatifnya tergantung pada cara kita memanfaatkannya. Dalam Islam, kita diajarkan untuk menggunakan segala sesuatu demi kebaikan dan manfaat bagi banyak orang. Contohnya, AI bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan pengetahuan agama, mengembangkan aplikasi untuk belajar Al-Quran, atau mempermudah proses dakwah. Kita juga harus ingat jika setiap tindakan manusia akan dipertanggungjawabkan di hari akhir. Ini juga mencakup bagaimana kita menggunakan teknologi dengan bijak, agar dapat menghadapi perkembangan teknologi modern tanpa mengabaikan prinsip-prinsip agama. Dan menjadikan kita sebagai pengguna teknologi yang tidak hanya cerdas tetapi juga bertanggung jawab dan beretika.

Kecerdasan merupakan salah satu anugrah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Dalam Islam, kecerdasan dipandang sebagai kelebihan yang membedakan manusia dari makhluk lainnya, sebagaimana firman Allah dalam (QS. Al-Baqarah: 31) :

Artinya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat lalu berfirman, Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!.

Ayat ini menunjukkan bagaimana Allah SWT telah memberi pengetahuan kepada manusia. Sehingga kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, beribadah, belajar, serta menciptakan berbagai hal. Seperti contoh, dengan bantuan kecerdasan manusia mampu menciptakan teknologi, menemukan obat-obatan, atau memahami hukum alam. Semua ini mencerminkan peran penting akal dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.

Islam mengajarkan bahwa kecerdasan bukan hanya untuk kepentingan duniawi, melainkan juga untuk mendekatkan diri kepada Allah. Allah memuji orang-orang yang memanfaatkan akalnya untuk memahami tanda-tanda kebesaran-Nya.  Sebagaimana firman Allah dalam (QS. Ali Imran: 190) :

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.

Itulah pentingnya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan spiritual. Kecerdasan tanpa iman bisa membuat seseorang merasa angkuh, sementara kecerdasan yang dipadukan dengan keimanan akan membawa individu pada kebaikan dan berkah hidupnya. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Ilmu seperti cahaya yang menerangi jalan hidup. Dengan ilmu, seseorang bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, serta dapat mengambil keputusan yang tepat. Sebaliknya, tanpa ilmu, seseorang berisiko jatuh ke dalam kebodohan dan kesesatan. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: "Mencari ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah).

Hadis ini mengandung makna yang mendalam, menegaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap individu yang memeluk agama Islam.

Islam juga mengajarkan bahwa belajar tidak memiliki batasan usia atau waktu. Setiap Muslim, baik muda maupun tua, dianjurkan untuk terus mencari ilmu sepanjang hidupnya. Ini berarti pendidikan adalah kewajiban yang tidak berhenti, karena dengan ilmu, seseorang bisa terus memperbaiki dirinya dan memberikan manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW juga bersabda:

Artiya: "Siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim).

Hadis ini mengingatkan kita bahwa mencari ilmu adalah tindakan mulia, dan Allah menjanjikan pahala besar bagi mereka yang serius dalam belajar.

Islam tidak menetapkan batasan usia atau waktu dalam mencari ilmu. Pendidikan adalah suatu tanggung jawab yang berlanjut sepanjang hidup. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: "Carilah ilmu dari buaian hingga liang lahad."( HR. Tirmidzi).

Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim harus terus belajar dan berkembang baik di masa muda maupun di masa tua.

Kecerdasan Buatan (AI) adalah sebuah teknologi yang dirancang untuk menirukan pola pikir manusia guna menyelesaikan masalah atau melaksanakan tugas tertentu. Dampak positif AI dalam kehidupan sehari-hari, ialah dapat mempermudah sistem transportasi, kesehatan, dan pendidikan. Dalam bidang transportasi AI dapat meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi perjalanan. Seperti contoh, Aplikasi Google Maps memanfaatkan AI untuk menawarkan rute tercepat, menaksir waktu kedatangan, dan menghindari kemacetan. Setelah itu, dalam bidang kesehatan AI dapat meningkatkan ketepatan diagnosa dan mempercepat proses perawatan pasien. Seperti contoh, teknologi AI mampu mengevaluasi hasil pemeriksaan, melalui scan MRI atau CT, untuk lebih cepat dan akurat dalam mendeteksi kondisi seperti kanker. Lalu dalam bidang Pendidikan menerapkan AI untuk membuat pengalaman belajar menjadi lebih interaktif, personal, dan efisien. Seperti contoh, AI membantu pengajar menjawab pertanyaan dari siswa, memberikan nilai tugas, serta memberikan umpan balik secara otomatis. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: "Allah menyukai orang yang saat bekerja, melakukannya dengan itqan (secara serius dan profesional)." (HR. Thabrani).

Hadis ini mengajarkan bahwa dalam pandangan Islam, pekerjaan tidak hanya berkisar pada hasil akhir, tetapi juga pada cara kita melakukannya dengan penuh komitmen, keahlian, dan ketulusan. Ini mengingatkan umat Muslim untuk senantiasa berupaya memberikan yang terbaik dalam semua aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, karena setiap aktivitas yang dilakukan dengan niat yang benar akan dianggap sebagai ibadah di hadapan Allah SWT.

Teknologi AI menawarkan banyak keuntungan dalam kehidupan sehari-hari, namun juga menimbulkan kecemasan terkait kehilangan pekerjaan. AI memiliki kemampuan untuk mengambil alih tugas-tugas yang dulunya dikerjakan oleh manusia, terutama yang bersifat monoton dan repetitif. Penggunaan AI dan robotika semakin meluas di industri manufaktur dan produksi untuk menggantikan pekerja dalam tugas fisik yang berat dan berulang. Contohnya, di pabrik mobil, robot dapat merakit mobil secara otomatis dengan kecepatan dan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan manusia. Dampaknya pekerjaan yang sebelumnya dijalankan oleh manusia kini diambil alih oleh mesin dan AI, sehingga mengurangi kesempatan kerja bagi manusia. 

AI juga memiliki kemampuan untuk mengambil alih tugas manusia dalam industri transportasi, terutama dengan keberadaan mobil tanpa pengemudi. Teknologi ini memungkinkan kendaraan untuk berkendara sendiri tanpa memerlukan sopir, yang saat ini sedang diuji oleh perusahaan-perusahaan seperti Tesla dan Waymo. Contohnya, Kendaraan yang bisa beroperasi secara mandiri tanpa sopir, mengurangi kebutuhan akan pengemudi taksi, truk, dan kurir barang. Dampaknya, Posisi sopir, pengemudi truck, dan pengantar barang bisa menjadi terancam karena sistem otomatis yang lebih efisien dan ekonomis.

Di balik manfaat dari AI, ada juga kemungkinan penyalahgunaan oleh individu atau kelompok yang tidak bertanggung jawab. Salah satu bentuk penyalahgunaan yang semakin mengkhawatirkan adalah penyebaran informasi palsu dan ancaman terhadap data pribadi. Informasi palsu adalah konten yang sengaja dibuat untuk menipu atau mempengaruhi orang. Dengan adanya media sosial dan platform digital, informasi palsu dapat menyebar dengan sangat cepat kepada banyak orang, bahkan hanya dalam hitungan detik melalui aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, dan Instagram. Contohnya seperti, Informasi palsu terkait kesehatan, menyebarkan berita yang salah mengenai obat atau vaksin yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Dampaknya, Informasi palsu dapat menimbulkan kebingungan, ketakutan, dan kepanikan di kalangan masyarakat.

Teknologi membuat pengumpulan data pribadi menjadi lebih mudah, seperti nama, alamat, nomor telepon, atau informasi keuangan. Namun, juga memberikan kesempatan bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri atau menyalahgunakannya. Contohnya seperti, Peretas dapat mengakses sistem pribadi atau perusahaan untuk mencuri informasi pribadi seperti rincian kartu kredit, email, atau akun media sosial. Dampaknya, Seseorang bisa kehilangan kontrol atas informasi pribadi mereka, yang dapat disalahgunakan oleh orang lain.

Agar teknologi tetap memberikan hasil yang positif, diperlukan usaha untuk mencegah dan menangani penyalahgunaan teknologi. Masyarakat perlu diajari cara untuk dengan cermat mengevaluasi informasi, termasuk cara mengetahui apakah informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Dan menjelaskan pemanfaatan teknologi keamanan seperti enkripsi dan perlindungan data yang lebih baik dapat membantu menjaga data pribadi dari ancaman peretasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun