Kemudian saya berkenalan dengan mbak Arimbi Bimoseno, novelis kita yang jempolan, Â makin memantapkan langkah kaki ini untuk terus menulis, melayang menggapai pendar diangkasa. Sahabat yang lain pasti juga sama hebatnya dan selalu bisa memberi masukan yang berharga bagi saya.
Juga dwitunggal dedengkot Kompasiana waktu itu Kang Pepih Nugraha dan mas Isyet pasti amat berperan atas semua kegiatan di Kompasiana.
Segalanya ini bisa memberi motivasi, hingga otak saya terus  bisa aktif berkreasi, berimajinasi, fantasi, melanglang buana, serta ingin terus berkarya.
Sehingga rasanya tidak ada lagi waktu  berkeluh kesah, menyesali  nasib, putus semangat, atau menjadi pasif dan pasti menyebabkan otak ini cepat luruh, terus jadi pikun.
Karena disini kadang saya bisa ketawa, bebas lepas, ngakak, betul ketawa geli dengan canda segar yang mereka sering lontarkan, guyonan khas sikap muda yang semringah bugar. Semuanya bisa membuat hidup makin semangat, bergairah dan awet muda.
6. BENANG MERAH INDAH.
Hal itu, karena memang diantara kami, ada landasan kesamaan, dengan adanya suatu benang merah yang mengikat hati nurani disanubari ini -- kami semua gemar menulis, fakta ataupun fiksi.
Terus terang, semua ini juga bisa merupakan amunisi bagi otak saya yang sudah sepuh, agar saya senantiasa tegar, bergairah, selalu semangat. Sehingga tidak cepat lunglai, suntuk atau pikun dalam menjalani sisa-sisa hidup saya.
Kenapa saya makin sayang dengan Kompasiana ? - karena didalam wadahnya, kita bisa saling berbagi, saling asih, asah asuh, bersahabat dengan penuh kehangatan.
Ada passion lembut yang memerangkap merengkuh, dibawah naungan aroma persahabatan dan persaudaraan indah kami disini.
Terima kasih dari hati yang tulus bagi semua sahabat di Kompasiana , jabat hati dan  salam hangat dari saya, toz  !!!