Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Humor

[BanciPilpres] Ngintip Zodiak Capres

11 Maret 2019   17:55 Diperbarui: 11 Maret 2019   18:07 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senang baca Astrologi ? - Percaya  dengan segala ramalannya ?

Dijaman Milenium seperti ini, jika masih percaya ramalan bintang, wah, pasti banyak orang yang ngakak - katrok amat.

Eh, tapi swear, saya percaya loh sama ramalan bintang, beneran, asal dengan syarat- kalau ramalannya bagus - saya percaya.

Tapi kalau ramalannya kurang berkenan, lebih baik dilupakan saja, gitu aja kok repot.

Nyatanya, setiap orang pasti punya bintang/zodiak dan kita biasanya bangga dengan zodiak kita.

Terlebih jika ternyata, banyak pesohor punya latar hari lahir, dan zodiak yang sama dengan kita, ... wuih asyik.

Istilahnya bisa nunut tenar, rasanya jadi satu hati dengan merek, bisa nambah pede kali ya ... xixixi.

***

Selama merdeka ini, kita sudah mempunyai 7 orang presiden, dengan aneka gaya kepemimpinan dan pribadinya masing.

3 diantaranya mempunyai zodiak Gemini, pribadi yang lahir dengan simbol anak kembar yang unik.

Meskipun sama gemininya, tapi gaya kepemimpinanya masing- masing juga berbeda.

Barangkali disesuaikan dengan situasi, suasana, masalah yang timbu, serta solusi  yang dihadapinya saat mereka berkuasa.

Dan alkisah, ... lima tahun yang lalu kita memilihnya, seorang Gemini yang kutilang - kurus, tinggi, langsing - dengan pribadi yang sederhana.

Yang jujur, sopan-santun, gesit serta benar2 pekerja keras, semboyannya kerja-kerja dan terus kerja.

Kalau pakai istilah Jawa * gak punya udel *, gak ada capeknya.

Sebentar ada di Jakarta, besoknya udah sampai di Papua, tiba-tiba sudah ada Surabaya, dengan seabreg acara dikota sekitar Surabaya- eh, besoknya sudah sampai di Palembang.

Weleh, dan hari minggu mak-jegagik, udah jalan2 bersama keluarga di halaman istana Bogor dengan santai.

Kapan istirahatnya bapak kita satu ini ya - saya yg baca kegiatannya, rasanya sudah remuk redam capek gak karu2-an.

Dan pendampingnya, seorang politikus kawakan, usahawan yang sudah buanyak makan asam garam pengalaman dalam birokrasi.

Ternyata dalam lima tahun, Indonesia menjadi negara maju yang diperhitungkan, dan cukup disegani oleh negara2 di dunia.

Sayang dwitunggal ini tidak bisa melanjutkan kiprahnya ditahun 2019, karena Jusuf Kalla sudah tidak boleh lagi menjabat.

Dan sebagai penggantinya, dipilhlah Prof.KH Ma'ruf Amin, ketua MUI.

Antara JK dan KH Ma'ruf Amin, rasanya hampir mirip - sama sudah berusia sekitar 70-an tahun, terkesan tenang, santun, bijak dengan kiprah yang selalu mengagumkan.

Bedanya bahwa JK ber zodiak Taurus, sedangkan MA berbintag Pisces ( Beliau ber Ulang Tahun hari ini  )

Dan mereka harus menggandeng seorang Gemini yang gesit untuk kerjasama berat ini, memimpin suatu negara yg besar.

Yuk kita lihat dari zodiak, bagaimana kira2 pribadi masing.

Gemini itu optimis dan penuh energi, bisa menularkan aura positip pada rekan kerjanya.

Ingin segalanya berjalan cepat.

Periang dan pandai menutupi isi hati, enggan mengumbar emosi pada kebanyakan orang. Komunikasi dan gaya diplomasinya  penuh sukses, dengan pendekatan yang persuasif.

Pribadinya menyenangkan, selalu bergerak, mobile.

Sedangkan Pisces, merupakan bos yang bijak, kreatif dan memiliki insting yang kuat.

Gaya komunikasi santai, gampang beradaptasi. Mudah mendapat kawan, suka membantu secara ikhlas.

***

Beberapa bulan ini kita mengadakan kampanye, untuk memilih  pemimpin dan wakil kita yg baru.

Dan gonjang-ganjing pilpres menggelora merebak diseantero Jamrut Kathulistiwa ini.

Semua membicarakan, ditelaah, diteliti, disas-sus sampai nyinyir melintir, tak lupa aneka hoax simpang-siur, yang mirang-miring, sampai mabok kepayang, pusing, puyeng, dan lupa daratan.

Pria wanita, besar kecil, oom tante, emak bapak, oma opa semua nimbrung.

Juga dari propesor sampai yang gak jelas pendidikan dan ilmu pengetahuannya,  ikut ambil bagian, angkat bicara, umyek gayeng sampai berbusa.

Semua ikut mencerna, meneliti, menyanjung, menjunjung, mencela, mendamprat, memaki, melecehkan, membicarakan, membully, membisikkan, kasak-kusuk, nggerundel gak karuan.

Kemudian didiskusikan sampai njlimet, disorot dengan segala bidang ilmu yang ada diotak dan esmosinya.

Segala pengetahuan hasil dari berburu ilmu sepanjang pendengarannya, disetiap langkah dan semua pernak-pernik dengan apa yang pernah dibacanya di media, semua tumplek-bleg, dikeluarkan tanpa sensor, lepas kendali.

Sering mereka sampai nyolot, ngotot gontok2-an, kebanyakan di media dengan seru bin saru, tidak jarang sampai kebablas-bablas, kelewatan.

Tentang benar salahnya, urusan nanti,  alasannya apik  " lah itu saya baca di Google kok", ... kambing hitam yang manis sempurna.

Sebetulnya proses demokrasi, dengan kampanye sehat itu mutlak kita perlukan.

Semua itu bertujuan untuk memilah-memilih, menyaring pribadi yang benar prima, untuk memimpin negara besar dan kaya raya ini.

Tapi lama- lama kok jadi membosankan ya, karena bertele-tele, entek ngamek kurang golek, dicari-cari yang dipersoalkan, selalu ulang-alik diomongkan.

Bahkan kadang sampai banyak juga yang jadi geram, murka, terus berbaku kata di hape,  bahkan sering keluar jalur, saling olok pribadi, padahal aslinya mereka gak kenal secara nyata.

Jadi abai dan gak ngerti gimananya masing, gak faham juntrungannya, tapi terus labrak dan tabrak saja.

Saking kurang kerjaan, hal2 yang gak ada hubungannya dengan track record sang pemimpin, sang pesohor, juga terus diubek-ubek.

Masalah pribadi dipersoalkan, bahkan diramal sampai tuntas, kayak mau nulis primbon, outo- biografi yang bersangkutan.

Sebenarnya sih, hal itu ada baiknya juga, jadi kita bisa tau  "Siapa sebenarnya beliau", istilahnya kita tidak beli pemimpin dalam kardus, ... eh, salah, beli kucing dalam karung ding, ... sorry.

Cuma kalau berlebihan, rasanya muak, alih-alih menambah pengetahuan, malah membuat silang sengkarut, sengketa dan perpecahan diantara kita.

Jadi, kita lihat apakah Gemini dengan gandengan barunya Pisces, bisa laju dan terus maju jaya, untuk menyelesaikan masa lima tahun yang akan datang dengan gemilang bagi negara tercinta kita Indonesia.

Semoga.

Sumber Gambar: kompasiana.com
Sumber Gambar: kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun