Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gelora Cinta dari Langit (23)

16 Januari 2016   17:53 Diperbarui: 16 Januari 2016   18:53 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dia biasa saja, bukan pangeran atau kaya raya dan tampan seperti pangeran Ddxz, kita dari keluarga biasa.” Dia memandangku kurang meengerti
“Kita sudah berkenalan lama sekali, sejak masih kanak-kanak. Aku merasa nyaman disampingnya. Keluarga kita juga sudah akrab – tidak ada yang perlu di tutup-tutupi. Kalau ada masalah kita rundingkan bersama, bagaimana baiknya.” Sitxz memandangku

“Engkau amat mencintainya ?” tanyanya, kukejapkan-kejapkan mataku, bayangan Achsan ada dipikiranku, aku tunduk
“Selama dia setia padaku, aku akan selalu setia padanya juga. Kita sudah seperti saudara Sitxz, tidak ingin saling menyakiti….mmm, .iyah, aku mencintainya, aku membutuhkannya.” Kataku lirih.

“Engkau samasekali tidak mencintai pangeran Ddxz ?” aku tersenyum
“Aku tidak bisa mengatakan apa-apa dahulu sekarang,…” kataku
“Kalau ternyata Achsan itu sudah punya kekasih baru di planet Bumi, …apa engkau bisa jatuh cinta pada pangeran Ddxz ?” tanyanya, aku tersenyum, kupandang dia

“Mungkin – mungkin aku akan jatuh cinta pada pangeran Ddxz, dia merupakan pribadi yang baik.” Kulihat Sitxz menunjukkan dua jempolnya

“Putra-putra Puteri Mmxz dididik dengan baik, puteri Mmxz menjadikan mereka ksatria yang bisa diunggulkan bagi planet Zerxz.” Kita berdua tertawa, aku mengangguk.

Semua pasti juga percaya dan setuju dengan pendapat Sitxz ini, karena kenyataannya memang seperti itu.

Sitxz memegang kedua tanganku “ Tolong, .. kau pikirkan hal itu ya Puteri.” Pintanya lembut
Aku tertunduk, menarik nafas panjang, aku mengangguk, kupandang dia
“Engkau sudah ingin menikah Sitxz ?” tanyaku, dia mengangguk

“Sardxz dan aku sudah lama berkenalan, sejak masih kanak-kanak, tampaknya seperti engkau dengan Achsan. Kita sudah merasa saling mengerti sifat kita masing, merasa nyaman saja – Puteri Mmxz juga sudah menyetujui, lagipula pertunangan kita sudah lama – kita hanya menunggu pangeran Ddxz menikah saja dahulu.” Kulihat matanya berkedip-kedip.

“Puteri, cepat tidur – puteri Mmxz sudah keluar dari hangar, pasti akan memeriksa keadaan sini.” Tiba-tiba Trinxz berkata
Aku dan Sitxz cepat pura-pura tidur, dia menghadap kesana, aku menghadap kesini.

“Puteri-puteri sudah tidur Trinxz ?” terdengar suara puteri Mmxz di hologram Trinxz

Kudengar Puteri Mmxz tertawa “ Sudahlah, diteruskan saja bincang-bincangnya, tapi setelah itu cepat istirahat ya ?”
Secara tidak sadar aku mengangguk, mungkin Sitxz juga mengangguk tanpa sadar pula, karena kudengar puteri Mmxz tertawa lagi.
“Persiapkan dirimu Puteri, kita besok latihan mengendalikan Maxxz, mungkin agak berat untuk permulaannya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun