Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka ( 58 )

15 Februari 2015   02:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423916306638680817

Kita berhadapan dengan masing-masing satu pedang, dia ancang-ancang dan membacok dengan keras, aku mengelak dan aku tendang badannya hingga tersungkur. Pedangnya terlepas, ada kemarahan diwajahnya.

Tiba-tiba dia duduk dan dua tangannya diacungkan keatas, aku ingat, dia akan mengeluarkan ajian Gendam Segarannya.

Aku cepat berlari kearahnya, dengan sekuat tenaga aku melompat, kutendang dia, Samudera Laksa terhetak dan terhempas terlempar jauh berguling-guling.

Dengan susah payang dia berusaha bangun, tidak berhasil, ada darah mengalir dari hidungnya. Diusap-usapnya darah itu hingga membasahi bajunya.

Dia kelihatan makin murka dan beringas, memandangku

Aku dekati dia, kuacungkan pedangku dimukanya, kupandang dia.
Dia menantang memandang padaku, aku terus menatapnya

“Bunuh aku, …perempuan iblis, bunuh aku.” Dia berteriak-teriak

Kupandangi dia sekali lagi, kemudian aku berbalik, kubiarkan dan kutinggalkan dia, aku berjalan kembali menuju ke istana

Suara itu, secepat kilat aku menoleh dan kutangkis tombak yang meluncur kearahku dengan pedang, berdencing dan tombak itu terlontar keatas.

Tiba-tiba, aku melihat paman Maruta berlari cepat sekali mengarah ke Samudera Laksa, berbareng dengan desitan panah yang bertubi menerjang

Tidak sempat kuhalangi dan aku dengar suara bacokan dan teriakan yang mengerikan ada cipratan darah yang muncrat kesana sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun