Mohon tunggu...
Siti Sovia
Siti Sovia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semoga apa yang kalian cari ada disini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ecoprint: Tren Fashion Ramah Lingkungan

12 November 2023   20:56 Diperbarui: 12 November 2023   21:57 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo sobat pintar!

Terimakasih sudah berkunjung di sini. 

Hari ini, aku akan membahas sesuatu yang menarik, yaitu Ecoprint. 

Nah, bagi sobat pintar yang belum familiar, yu langsung aja di simak penjelasannya!

Ecoprint merupakan teknik mencetak dengan bahan alami seperti dedaunan, bebungaan, akar, serta berbagai tumbuhan lainnya. Selain karena menggunakan bahan-bahan alami, ecoprint juga menghasilkan motif yang lebih unik dan khas. Bentuk motif pada ecoprint adalah bentuk daun atau bunga asli, sehingga motif yang dihasilkan cenderung unik dan menarik.

Dengan begitu, teknik ecoprint dapat menjadi alternatif dalam mengurangi jumlah pertumbuhan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu, ecoprint juga dapat meningkatkan kesadaran dan ketertarikan orang-orang akan pentingnya mengutamakan produk ramah lingkungan.

Ciri khas ecoprint terdapat pada proses pembuatannya yang menggunakan teknik pounding (dipukul) dan teknik steaming (dikukus). Sedangkan kain yang digunakan dalam ecoprint terdiri dari beberapa jenis diantaranya kain blacu, kain mori, kain katun, dan kain sutra. Kain-kain ini dapat menampilkan corak motif dan warna lebih terang.

Warna dan motif yang terbentuk pada kain selalu memiliki karakteristik yang eksklusif dan terlihat sangat alami. Motif yang dihasilkan pada ecoprint biasanya akan selalu berbeda meski masih menggunakan jenis daun dari tumbuhan yang sama, dan akan menghasilkan produk yang berbeda pada setiap proses produksi.

Motif pada ecoprint didominasi dengan motif daun, karena semua jenis daun dapat digunakan. Daya serapnya pun hampir tidak pernah gagal, akan tetapi dari faktor kuat atau pudarnya warna menjadikan beberapa daun pada jenis tumbuhan tertentu akhirnya tidak digunakan.

Ecoprint hanya memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari tumbuhan sebagai motif pada kain, salah satu tumbuhan yang sering digunakan yaitu tumbuhan yang memiliki tekstur kuat terhadap panas, beberapa diantaranya seperti daun salam, daun jati, daun kakao, dan daun kayu putih.

Dengan memperhatikan karakteristik pada daun seperti ukuran, bentuk, daun tua atau muda, kesehatan daun tentunya sangat berpengaruh terhadap nilai estetika pada motif yang akan dihasilkan. Semakin unik bentuk daun, maka semakin unik juga motif yang akan dihasilkan.

Selain itu daun-daun dengan lubang bekas gigitan ulat, serangga atau hama lebih diutamakan karena selain mempengaruhi nilai estetika terhadap motif yang dihasilkan, pengambilan daun dengan kerusakan tersebut juga untuk mencegah penyebaran hama pada daun-daun lain dan secara tidak langsung dapat menjaga kesehatan tumbuhan.

Bunga memiliki pesona yang tidak kalah cantik dalam pembuatan ecoprint. Kehalusan warna dan bentuk yang terpancar dari setiap kelopak bunga menjadikannya sumber inspirasi dalam proses penciptaan karya seni yang mampu menghipnotis orang-orang yang melihatnya.

Warna yang dimiliki oleh bunga baik dalam bentuk kuncup maupun yang sudah mekar tentunya dapat menciptakan palet warna yang menarik dan beragam. Bukan hanya itu, kelopak pada bunga dapat menghasilkan pola yang sangat menarik dan juga estetik pada permukaan yang akan dicetak.

Selain itu, bunga dapat diambil berdasarkan kriteria warna dan bentuknya. Baik yang sudah mekar maupun belum, tentu bisa diambil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu jenis bunga yang sering digunakan yaitu bunga alamanda, bunga kenikir, bunga keben, dan bunga patramenggala.

Dengan segala keunikannya, bunga menjadi wujud kreativitas dan apresiasi terhadap kaindahan alam. Setiap cetakan bunga menjadi ungkapan tentang bagaimana seni dapat menjadi jembatan penghubung antara manusia dengan lingkunngan sekitarnya.

  • Akar

Walaupun akar tidak sepopuler daun dan juga bunga, namun penggunaannya kini sudah semakin umum. Akar memiliki daya tarik tersendiri karena mampu menghasilkan nuansa yang berbeda dalam sebuah karya seni. Oleh karena itu, akar sering kali dijadikan sebagai bahan eksperimen pada ecoprint.

Keunikan tekstur yang dimiliki akar, dengan setiap lipatan, garis, dan kerutan memberikan visual yang berbeda pada setiap karya yang dihasilkan. Namun hanya beberapa akar yang hanya dapat digunakan pada ecoprint diantaranya akar tanaman hias, akar tumbuhan rempah, atau pun akar pada tanaman umbi.

Seiring dengan semakin meningkatnya ecoprint, penggunaan akar kini menjadi sangat berharga. Akar menjadi simbol penting tentang bagaimana keindahan alam dapat diwujudkan kedalam seni, sambil menghormati pada bagian-bagian alam yang seringkali terabaikan.

Dengan demikian, penggunaan akar dalam ekoprint bukan hanya tentang menciptakan karya seni, tetapi juga tentang menghormati alam, mendukung keberlanjutan, dan menghadirkan pesan mendalam tentang keindahan alam yang tak terbatas.

Ecoprint dapat menjadi salah satu alternatif peluang usaha yang menjanjikan. Tak hanya ramah lingkungan, motif yang dihasilkan pun nampak natural sesuai bentuk material bahan awal. Dengan sentuhan seni, tak ayal dapat memikat hati para konsumen.

Dengan segala keunikan dan manfaatnya, ecoprint hadir menjadi solusi dari sekian banyak persoalan lingkungan. Hal ini secara tak langsung menjadi bukti bahwa untuk bergaya sekalipun, kita mestinya tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

Gimana penjelasannya,  sangat menarik bukan? 

Semoga penjelasan tadi bisa memberikan gambaran tentang keindahan Ecoprint. 

Terimakasih, semoga informasi ini dapat menginspirasi sobat sobat pintar semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun