Meskipun pesan yang disampaikan penting, ada bagian-bagian yang terasa berulang dan kurang dinamis, sehingga membuat alur cerita terasa lambat.
Beberapa kalimat, meskipun tidak terlalu rumit, menggunakan konsep-konsep filosofis dan religius yang bisa jadi agak sulit dipahami bagi pembaca yang tidak familiar dengan istilah tersebut. Misalnya, "hati yang mempunyai unsur ketuhanan" dan "hati yang bersifat ketuhanan" bisa terasa abstrak bagi sebagian pembaca.
Bab ini lebih banyak mengandalkan teori dan pandangan filosofis, namun kurang memberikan contoh konkret tentang bagaimana menulis dengan hati dalam praktik sehari-hari. Pembaca mungkin akan lebih mudah terhubung dengan pengalaman nyata dalam menulis yang berdasarkan prinsip-prinsip ini.
Meskipun ide hati sebagai karakter utama cukup kuat, tidak ada pengembangan karakter atau kisah nyata dalam teks ini yang dapat membuatnya lebih menarik ata
u mudah dihubungkan oleh pembaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI