Mohon tunggu...
Sitis Hasibuan
Sitis Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Technical Assisstan Health and Education

Membaca, menulis lalu membagikannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Sederhana Menahan Laju Perubahan Iklim #Being Local

31 Agustus 2020   16:36 Diperbarui: 31 Agustus 2020   16:59 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mba ini barangnya sudah lengkap ya, seraya menunjukan sprei dan set bedcover saat saya berbelanja di Informa Kota Pontianak" iya mba sudah lengkap."Kami tidak memberikan kantong plastik ya mba, kata mba kasirnya", agak kaget sih, bayangkan saja bawa bedcover segede gaban tanpa kresek, ya kalau spreinya mudah diakalin, masuk jok motor sudah selesai, nah bedcovernya ? Hehe. Jangan khawatir, bedcovernya tetap bisa di bawa kok walaupun tanpa kantong plastik.

Tidak hanya Informa beberapa merek terkenal lain juga sudah mengupayakan pengehentian plastik. Seperti Zara, Pull & Bear, Bershka dan yang lainnya. Saya pribadi masih sangat akrab dengan plastik. Namun karena gencarnya beberapa sosialisasi tidak menggunakan plastik sepertinya ampuh mempengaruhi kenakalan diri ini.

Tidak hanya di Jakarta pelarangan kantong plastik yang diberlakukan sejak Juli lalu, Kota Pontianak juga sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan tidak menggunakan plastik. Beberapa sosialisasi tersebut diantaranya seperti membagikan tas kanvas di pusat perbelanjaan. 

Beberapa hari yang lalu di pintu masuk Mall juga ada sekumpulan kakak-kakak dan abang-abang yang membagikan tas kanvas. Beberapa ibu-ibu yang keluar dari supermarket yang menjinjing belanjaan menggunakan plastik langsung dicegat lalu ditukar dengan tas jinjing kanvas. 

Sejak Wali Kota Pontianak mengeluarkan surat edaran pelarangan penggunaan kantong plastik, beliau juga terus menghimbau agar masyarakat tidak menggunakan plastik. Jadi, hari raya idul adha kemarin kami dihimbau untuk membawa wadah sendiri atau dengan wadah anyaman bambu yang disediakan.

Beberapa hal kecil namun sangat berarti bagi kelangsungan hidup kita dibumi. Dan yang paling penting memulainya dari diri sendiri. Tidak muluk-muluk, hal kecil yang kita mulai dari diri kita sendiri ternyata mempunyai arti penting demi kelangsungan hidup kita bersama dengan menahan laju perubahan iklim.

saya sendiri terpengaruh dengan salah satu teman yang rajin sekali membawa tumbler unyu warna pinknya. Jadi kalau kami bersama-sama sarapan bubur di kantin beliau selalu membawa turut serta tumblernya.

Saya selalu mengatakan kepadanya bahwa di kantin tersedia air mineral gelas seribuan, dan ia selalu mengatakan "aku mau ngirit". Sederhana bukan ? Dibalik pengiritannya padahal ia sudah berpartisipasi menahan laju perubahan iklim demi kesehatan bumi kita.

Sebenarnya penggunaan tumbler mudah dan sederhana dan menyehatkan. Dengan membawa tumbler itu artinya kita sudah tidak menjadi penyumbang akibat perubahan iklim. 

Beberapa manfaat sekaligus namun dengan cara yang ringkas. Membawa tumbler menjadi lebih hemat, dengan membawa tumbler kita tidak perlu lagi mengeluarkan sekian ribu untuk air kemasan. Tidak sebatas hemat kita juga bisa mencukupi kebutuhan cairan minimal 2 liter perhari.  

Selain itu, saya juga mempunyai salah satu teman yang hobinya mengoleksi masker kain. Ia juga kerapkali mempengaruhi kami membeli masker kain agar sama-sama memesan dengan alasan ongkirnya bisa rembukan. 

Masker kain ini tentu sangat menghemat, tidak perlu membeli masker berulang, kita bisa mencucinya dan memakainya kembali.

Masker kain ini juga dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Masker kain efektif mencegah penularan Covid-19. Masker kain bisa menghalau sebagian percikan air liur yang keluar saat berbicara, menghela napas, saat bersin ataupun batuk.

Manfaat lain menggunakan masker kain selain irit ternyata kita juga berpartisipasi mengurangi pencemaran sampah masker. 

Seperti yang kita ketahui bersama sampah masker sangat mencemari laut selama pandemik. Era new normal disebutkan sebagai momok masalah baru. Sampah-sampah Alat Perlindungan Diri (APD) jadi ancaman lingkungan.

Ada lagi teman yang selalu membawa paket lengkap makan siang. Membawa alat makan sendiri ternyata lebih bisa menjamin kehiginisan dan keutuhan nutrisi. Dan yang paling penting bisa berhemat serta tidak menambah sampah.

Seperti yang dilansir dari sumber digital Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperidiksi akan ada timbunan sampah sebesar 71, 3 juta ton sampah pada tahun 2025.

Sebenarnya banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan namun sangat berarti bagi kelestarian bumi yang kita huni. Yang menjadi masalah, kita terlalu malas dan terbiasa instan. Siapa bilang berbelanja harus menggunakan plastik. Kita bisa kok mengakalinya dengan membawa tas sendiri. 

Yang harus kita sadari dengan sebenar-benarnya adalah bumi yang kita huni ini sedang sakit. Ketidak perdulian kita dengan kesehatan bumi ini pasti akan kita tuai sendiri suatu saat nanti. 

Kegiatan-kegiatan yang kita lakukan di rumah memberikan dampak yang luar biasa bagi kesehatan bumi kita. Jika kita tidak perduli dan hanya mementingkan keegoisan diri. Jangan salahkan suatu saat nanti kita akan menerima akibat buruknya hingga ke anak cucu kita nantinya.

Seperti yang Devina sampaikan dalam siaran live streaming Kantor Berita Radio (KBR) kita semakin dekat dengan kehancuran. Kehancuran alam, pencemaran sampah yang luar biasa, pencemaran laut sebenarnya sudah mendekatkan kita dengan kehancuran. 

Bagaimana kita hidup di bumi ini jika udara bersih sudah sulit kita dapatkan, air bersih menjadi langka, langit cerah tanpa asap tidak bisa kita nikmati lagi. Jangan-jangan keegoisan dan ketidak mauan kita untuk mengetahui bahwa kita menjadi penyumbang akibat perubahan-perubahan iklim yang kita alami.

Kita ingat kembali bagaimana musim pancaroba yang kita alami saat ini. Saat saya sekolah dasar sekitar tahun 2003, saya masih ingat betul ayah saya mengatakan bulan-bulan apa saja musim hujan dan bulan-bulan apa saja musim panas. Namun, kita bisa rasakan sendiri saat ini musim tersebut tidak bisa di prediksi lagi. 

Banjir awal tahun 2020 lalu juga sebagai isyarat bumi kita sudah lelah dengan kenakalan-kenakalan yang manusia lakukan. Belum cukup dengan banjir beberapa bencana alam yang terjadi juga sebagai alarm sudah saatnya kita sadar dan membenahi perilaku yang berdaampak buruk bagi lingkungan. Dimulai dari kita sendiri, dari aktivitas yang kita lakukan di rumah.

Kita bisa mensiasati proses kehidupan kita sehari-hari dari bangun tidur hingga tidur lagi namun tetap memperhatikan kesehatan bumi kita. Seperti hal sederhana yang dilakukan Ibu Siti Hairul pada webinar Perubahan iklim yang diadakan oleh KBR namun berdampak besar bagi kesehatan bumi kita.

Beberapa hal tersebut seperti tidak menggunakan pembalut dan popok sekali pakai, mengurangi konsumsi protein hewani dan memakan makanan lokal. 

Tidak menggunakan popok dan pembalut sekali pakai tentu bisa mengurangi sampah dan pencemarannya sekaligus. Pembalut dan popok sekali pakai membutuhkan ratusan tahun untuk penguraiannya. Selain itu bahan kimia Popok dan pembalut sekali pakai memiliki kandungan Super Absorbent Polymer (SAP) hingga 42 persen, yang akan berubah bentuk menjadi gel saat terkena air. 

Mengurangi konsumsi protein hewani agar menjaga keutuhan keaneka ragaman fauna yang ada di hutan kita. Keberagaman fauna yang ada di hutan kita mempunyai peran penting bagi kelangsungan keberagaman flora yang kita miliki. Itu artinya ketersediaan udara bersih kita dijaga oleh kekayaan flora yang kita miliki. 

Memakan makanan lokal bisa kita biasakan dari anggota keluarga yang ada di rumah. Selain sehat, manfaat terbiasa memakan makanan lokal akan mengurangi berbagai permasalahan lainnya. Terutama sampah pembungkusnya. Makanan lokal seperti ubi jalar rebus, kacang rebus dan pisang rebus memiliki nutrisi yang luar biasaa bagi tubuh kita.

Mari memulainya dari diri sendiri, demi kesehatan bumi dan kelangsungan hidup kita bersama. Tidak mencemari lingkungan dengan langkah sederhana dari rumah. Salam.

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun