Bagaimana kita hidup di bumi ini jika udara bersih sudah sulit kita dapatkan, air bersih menjadi langka, langit cerah tanpa asap tidak bisa kita nikmati lagi. Jangan-jangan keegoisan dan ketidak mauan kita untuk mengetahui bahwa kita menjadi penyumbang akibat perubahan-perubahan iklim yang kita alami.
Kita ingat kembali bagaimana musim pancaroba yang kita alami saat ini. Saat saya sekolah dasar sekitar tahun 2003, saya masih ingat betul ayah saya mengatakan bulan-bulan apa saja musim hujan dan bulan-bulan apa saja musim panas. Namun, kita bisa rasakan sendiri saat ini musim tersebut tidak bisa di prediksi lagi.Â
Banjir awal tahun 2020 lalu juga sebagai isyarat bumi kita sudah lelah dengan kenakalan-kenakalan yang manusia lakukan. Belum cukup dengan banjir beberapa bencana alam yang terjadi juga sebagai alarm sudah saatnya kita sadar dan membenahi perilaku yang berdaampak buruk bagi lingkungan. Dimulai dari kita sendiri, dari aktivitas yang kita lakukan di rumah.
Kita bisa mensiasati proses kehidupan kita sehari-hari dari bangun tidur hingga tidur lagi namun tetap memperhatikan kesehatan bumi kita. Seperti hal sederhana yang dilakukan Ibu Siti Hairul pada webinar Perubahan iklim yang diadakan oleh KBR namun berdampak besar bagi kesehatan bumi kita.
Beberapa hal tersebut seperti tidak menggunakan pembalut dan popok sekali pakai, mengurangi konsumsi protein hewani dan memakan makanan lokal.Â
Tidak menggunakan popok dan pembalut sekali pakai tentu bisa mengurangi sampah dan pencemarannya sekaligus. Pembalut dan popok sekali pakai membutuhkan ratusan tahun untuk penguraiannya. Selain itu bahan kimia Popok dan pembalut sekali pakai memiliki kandungan Super Absorbent Polymer (SAP) hingga 42 persen, yang akan berubah bentuk menjadi gel saat terkena air.Â
Mengurangi konsumsi protein hewani agar menjaga keutuhan keaneka ragaman fauna yang ada di hutan kita. Keberagaman fauna yang ada di hutan kita mempunyai peran penting bagi kelangsungan keberagaman flora yang kita miliki. Itu artinya ketersediaan udara bersih kita dijaga oleh kekayaan flora yang kita miliki.Â
Memakan makanan lokal bisa kita biasakan dari anggota keluarga yang ada di rumah. Selain sehat, manfaat terbiasa memakan makanan lokal akan mengurangi berbagai permasalahan lainnya. Terutama sampah pembungkusnya. Makanan lokal seperti ubi jalar rebus, kacang rebus dan pisang rebus memiliki nutrisi yang luar biasaa bagi tubuh kita.
Mari memulainya dari diri sendiri, demi kesehatan bumi dan kelangsungan hidup kita bersama. Tidak mencemari lingkungan dengan langkah sederhana dari rumah. Salam.
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di siniÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H